TRIBUNTRAVEL.COM - Istilah "Bacha Posh" jika diterjemahkan secara harafiah artinya "wanita yang berpenampilan seperti laki-laki."
Istilah ini sering ditemukan di Afghanistan dan Pakistan.
Di sana, ada keluarga yang membesarkan anak perempuan sebagai anak laki-laki ketika mencapai pubertas.
Orang tua yang tidak memiliki anak laki-laki biasanya memilih mengubah seorang putrinya menjadi Bacha Posh untuk meningkatkan status sosial mereka.
Dalam artikel yang diterbitkan National Geographic, 2 Maret 2018 disebutkan, praktik budaya Bacha Posh mendorong orang tua mendandani anak perempuan mereka sebagai putra untuk masa depan yang lebih baik.
Bacha Posh diperlakukan seperti anak laki-laki pada umumnya dan melupakan identitas gender sebenarnya setelah berusia 17 tahun.
Melansir dari Emirateswoman.com, Selasa (25/6/2018), di negara yang terkenal memiliki peran gender sangat ketat, cara ini mungkin dianggap melawan norma budaya.
Namun, praktik ini sudah tertanam dalam tradisi Afghanistan.
Membesarkan anak perempuan layaknya lelaki adalah hal yang sangat lazim dan banyak dilakukan.
Hal ini terjadi karena masyarakat patriarkis Afganistan memandang keluarga yang tanpa lelaki adalah kelompok lemah.
"Keluarga Afghanistan cenderung menginginkan anak laki-laki," kata dokter anak yang juga penulis 'The Pearl That Broke Its Shell'.

Ada banyak alasan bagi keluarga Afghanistan 'menyamarkan' anak perempuan mereka sebagai laki-laki.
Menurut New York Times, beberapa di antaranya memiliki alasan latar belakang ekonomi.
Anak gadis yang dibesarkan sebagai laki-laki nantinya bisa bekerja di luar rumah.
Tidak sulit membuat seorang anak perempuan menjadi seorang Bacha Posh.
Potong saja rambutnya ganti pakaiannya dengan pakaian pria khas Afganistan.
Tidak ada larangan hukum atau agama tertentu yang melarang praktik ini di Afghanistan.
Anak laki-laki lebih dihargai di Afghanistan, karena budaya kesukuan hanya mengizinkan anak laki-laki untuk mewarisi kekayaan ayah dan mewariskan nama keluarga.
Keluarga tanpa anak laki-laki menjadi obyek belas kasihan dan penghinaan.

Bagi wanita Afganistan, kebebasan memiliki arti yang sangat sederhana, yaitu untuk menghindari pernikahan yang tidak diinginkan dan dapat meninggalkan rumah.
Menjadi seorang Bacha Posh bagi anak perempuan adalah harga yang harus dibayar dengan kebebasan untuk belajar, memiliki profesi, dan menikah.
Namun, ketika mendapatkan kebebasan, selalu ada ketakutan identitas mereka akan ditemukan, sementara transisi kembali ke realitas dapat meninggalkan bekas luka psikologis.