TRIBUNTRAVEL.COM - Penemuan seekor ikan Arapaima gigas di aliran Sungai Brantas, Sidoarjo, Surabaya, menghebohkan warga sekitar.
Para ahli menyarankan masyarakat untuk tidak melepaskan ikan itu kembali ke sungai.
Menurut ahli ikhtiologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Haryono MSi, ikan predator Arapaima gigas sifatnya buas dan sangat ganas.

Apabila dilepaskan ke sungai akan mengancam populasi ikan lokal.
"Ukuran ikan ini sangat besar dan mengancam populasi ikan di sungai."
"Selain itu, dikhawatirkan juga mengancam manusia, khususnya anak-anak atau balita," kata Haryono, kepada Kompas.com, Selasa (26/6/2018).
"Ikan Arapaima bukanlah ikan asli Indonesia."
"Panjang ikan di habitat aslinya bisa mencapai 4,5 meter. Predator ini sebetulnya sudah dilarang masuk ke Indonesia," katanya lagi.
Dia melanjutkan, pelarangan tersebut sudah tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 41 tahun 2014.
Ikan Arapaima menjadi satu favorit bagi penggemar ikan di Indonesia karena ukurannya yang besar dan bentuknya yang eksotis.
Namun, masih banyak pemilik ikan yang tidak berhati-hati sehingga ikan predator itu bisa lepas ke perairan umum.
Dikenal juga sebagai paiche di Brail atau pirarucu di Peru, arapaima adalah ikan yang melayari sungai hutan hujan di Lembah Amazon, Amerika Selatan.
Arapaima adalah ikan air tawar terbesar di dunia yang punya tubuh lebar, bersisik, berwarna abu-abu dan kepala yang runcing.
Ikan ini bisa berada di dalam air hingga 20 menit, tetapi cenderung suka di dekat permukaan untuk berburu.
Dilansir dari National Geographic, banyak orang memburu ikan ini untuk dikonsumsi lidah dan dagingnya.
Ada juga yang mengumpulkan sisiknya yang besar dan dibuat menjadi perhiasan dan barang-barang lainnya.
Ikan raksasa ini sekarang sudah mulai langka karena sering diburu.
Arapaima saat ini menjadi fokus dari beberapa proyek konservasi di Amerika Selatan, termasuk larangan memancing dan penangkapan ikan.
(TribunTravel.com/rizkytyas)