Breaking News:

8 Fakta Menarik Gunung Anak Krakatau yang Kembali Keluarkan Abu Vulkanik dan Pasir

Baru saja erupsi, berikut 7 fakta menarik tentang Gunung Anak Krakatau.

Instagram/bnpb_indonesia
Anak Gunung Krakatau 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara

TRIBUNTRAVEL.COM - Satu gunung berapi paling terkenal di Indonesia, Gunung Anak Krakatau kembali menggeliat.

Dikutip TribunTravel.com dari laman Kompas.com, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi, Senin (25/6/2018) pukul 07.14 WIB.

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, Gunung Anak Krakatau erupsi dengan tinggi kolom abu 1.000 meter di atas puncak kawah atau pada ketinggian 1.305 meter di atas permukaan laut.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, erupsi melontarkan abu vulkanik dan pasir.

Erupsi, sambung Sutopo, tidak membahayakan penerbangan pesawat terbang.

Letusan tersebut tidak berbahaya selama berada di luar radius 1 km dari puncak kawah.

Selain itu erupsi juga tidak membahayakan pelayaran di Selat Sunda.

"Status Gunung Anak Krakatau tetap Waspada (Level 2)," ujar Sutopo dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (25/6/2018).

"Status Waspada ditetapkan sejak 26 Januari 2012 hingga sekarang. Tidak ada perubahan status Gunung Anak Krakatau," tambahnya.

Sutopo mengatakan, status Waspada artinya aktivitas vulkanik di atas normal sehingga erupsi dapat terjadi kapan saja.

2 dari 4 halaman

"Erupsi Gunung Anak Krakatau adalah hal yang biasa. Gunung ini masih aktif untuk tumbuh besar dan tinggi dengan melakukan erupsi," tuturnya.

Membahas tentang Gunung Anak Krakatau, gunung berapi ini memiliki banyak fakta yang menarik untuk disimak.

Berikut TribunTravel.com telah merangkum 7 fakta menarik tentang Gunung Anak Krakatau dari Kompas.com dan geomagz.geologi.esdm.go.id.

1. Gunung Anak Krakatau terbentuk dan muncul dari permukaan laut Selat Sunda pada 1927.

Tepatnya pada 29 Desember 1927 saat sejumlah nelayan dari Jawa melihat ada uap dan abu yang muncul dari kaldera.

Bersumber dari Data Dasar Gunung Api Indonesia (Badan Geologi, ESDM, 2011) disebutkan, Gunung Anak Krakatau lahir 30 Januari 1930.

2. Ketunggian Gunung Anak Krakatau terus bertambah.

Karena aktivitasnya tinggi Gunung Anak Krakatau masih terus bertambah 4 hingga 6 meter setiap tahunnya.

3. Sama dengan 'induknya' Gunung Krakatau, Gunung Anak Krakatau memiliki energi erupsi yang besar.

Gunung Anak Krakatau sedang berproses membesar dan meninggi dengan magma dominan silika.

3 dari 4 halaman

Biasanya, gunung dengan kandungan silika pada magma memiliki letusannya besar dan banyak mengandung gas.

4. Gunung Anak Krakatau memiliki ketinggian 320 meter di atas permukaan laut. hingga tahun 2010, mengutip laman geomagz.geologi.esdm.go.id.

tripadvisor.com
tripadvisor.com

Sementara, sang induk Gunung Krakatau dulu memiliki ketinggian 830 meter di atas permukaan laut.

5. Gunung Anak Krakatau seringkali disebut dengan nama Krakatau saja, hal ini tentu cukup membingungkan.

Pasalnya, sebenarnya Gunung Anak Krakatau merupakan gunung baru yang tumbuh pasca letusan sebelumnya.

6. Gunung Anak Krakatau termasuk gunung yang tumbuh pesat.

Melansir laman geomagz.geologi.esdm.go.id, volume tubuh Gunung Anak Krakatau dari dasar laut sejak 1927 sampai dengan 1981 mencapai 2,35 km kubik.

Tahun 1983 membesar menjadi 2,87 km kubik dan tahun 1990 mencapai 3,25 km kubik.

Pengukuran terakhir yang dilakukan tahun 2000, tubuhnya sudah membengkak mencapai 5,52 km kubik.

7. Sebagai gunung api yang sedang tumbuh, letusan strombolian, sebuah letusan yang melontarkan lava pijar bagaikan air mancur, menjadi ciri khas Gunung Anak Krakatau.

Erupsi Anak Krakatau pada 2008 (guidetokrakatau.com)
Erupsi Anak Krakatau pada 2008 (guidetokrakatau.com)
4 dari 4 halaman

8. Meskipun Anak Krakatau merupakan gunung api aktif, pada bagian tertentu, terutama pada sisi timur telah banyak ditumbuhi vegetasi.

Vegetasi itu didominasi hutan Neonauclea, hutan Timonius, dan hutan Dysoxylum yang bercampur dengan jenis pohon lain dalam jumlah relatif sedikit.

Sementara daerah punggung gunung umumnya masih gundul karena suhu tinggi dan kekurangan air.

Namun, pada daerah ini dijumpai jenis tumbuhan pioner seperti gelagah dan sengguguk atau Melastoma affine.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Anak Gunung KrakatauKompas.comGunung Krakatau
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved