Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Nama negara memang bisa menjadi satu sumber konflik politik yang terjadi di dunia.
Satu di antaranya adalah Macedonia.
Dikutip TribunTravel.com dari laman Business Insider, perselisihan mengenai nama Macedonia telah terjadi selama 27 tahun.
Namun, pada Senin (11/6/2018) kemarin, perdana menteri Macedonia dan Yunani telah menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri perselisihan tersebut.
Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras dan Perdana Menteri Macedonia, Zoran Zaev sepakat untuk menyebut negara Macedonia dengan nama Republic of Northern Macedonia (Republik Macedonia Utara).
Atau dalam bahasa Macedonia, Severna Makedonija.
Nama Severna Makedonija adalah satu di antara tiga pilihan nama baru untuk negara Balkan kecil ini.
Dua lainnya adalah Gorna Macedonia dan Nova Macedonia.
Perubahan nama ini merupakan satu upaya untuk mencegah klaim teritorial Macedonia pada kawasan utara Yunani yang juga bernama Macedonia.
Wilayah di Yunani yang bernama Macedonia termasuk kota pelabuhan utama Thessaloniki dan situs kuno yang ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO, Philippi.
Sementara, ketegangan antara Yunani dan negara tetangganya ini telah berlangsung selama lebih dari dua dekade, tepat setelah runtuhnya bekas-bekas Yugoslavia.
Macedonia dipilih sebagai nama negara yang beribukota di Skopje tersebut pada 1991, tepat setelah negara ini memperoleh kemerdekaannya.
Namun, Yunani memveto permintaan Macedonia untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa karena adanya sengketa nama yang berlarut-larut ini.
Nama baru Severna Makedonija kini harus disetujui oleh masyarakat Macedonia melalui referendum, serta parlemen Republik.
Parlemen Yunani juga harus menyetujui proposal tersebut.
Menurut The Wall Street Journal, banyak nasionalis Yunani yang masih akan terus berjuang memperebutkan nama Macedonia.
Mereka juga kemungkinan "menolak klaim non-Yunani atas nama itu, bahkan meski dalam bentuk gabungan."
Protes di Yunani ini sebenarnya juga telah berlangsung selama beberapa dekade.
Namun, awal tahun ini protes diperbarui menyusul perundingan antara kedua negara yang dimediasi oleh PBB yang mencoba menyelesaikan masalah yang tak kunjung menghasilkan kesepakatan tersebut.
Ratusan ribu orang berkumpul di beberapa kota besar Yunani, termasuk Thessaloniki dan Athena, menyerukan nama Macedonia untuk tetap menjadi milik Yunani.