TRIBUNTRAVEL.COM - Setiap orang di dunia ini pasti ingin mendapat pekerjaan yang mapan untuk kehidupan yang lebih baik.
Sayangnya tidak semua orang mempunyai nasib yang sama.
Di luar sana, banyak orang rela melakukan apapun termasuk pekerjaan berbahaya hanya demi sesuap nasi.
Itulah yang dialami pembersih limbah di Bangladesh.
Mereka tidak keberatan masuk ke terowongan (selokan bawah tanah) yang sangat kotor di kota Bangladesh dengan bayaran yang tidak seberapa.
Padahal, jasa mereka sangat besar.

Tanpa petugas pembersih selokan, kota akan banjir saat musim hujan karena sistem drainase yang buruk.
Namun, bayaran para pembersih saluran pembuangan ini tampaknya terlalu rendah jika dibandingkan dengan risiko dan beban kerja yang dimiliki.
Mereka bisa terkena berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit kulit karena pekerjaan ini.
Bekerja tanpa alat keselamatan dan peralatan apapun, mereka hanya dibayar US$ 8 sehari atau sekitar Rp 110 ribu.
Padahal, mereka menghabisakan sebagian besar waktunya di dalam selokan untuk menggali limbah supaya tidak menyumbat sistem drainase.

Mereka hanya mengenakan kaos dan tangan kosong saat membersihkan saluran yang tersumbat.
Pembersih saluran pembuangan harus menahan nafas saat menyelam ke dalam saluran air.
Biasanya, mereka hanya menggunakan tongkat besi atau kayu untuk membersihkan sumbatan.
Tanpa alat keselamatan atau pengaman, pekerja ini jelas melakukan pekerjaan berbahaya.
Melansir dari Elitereaders.com (12/6/2018), menurut sebuah laporan, sekitar 100 pembersih limbah di Bangladesh meninggal setiap tahun karena tenggelam hingga mengalami masalah kesehatan serius.
Ketika ditanya tentang pekerjaannya, seorang petugas pembersih drainase bernama Binod Lahot mengatakan, ia masih bisa mencium bau limbah di sekujur tubuhnya bahkan setelah mandi dan pulang ke rumah.
Bahkan dia mencium bau tak sedap di tangannya.
Sayangnya, hanya ini satu-satunya pilihan pekerjaan bagi Lahot.
(TribunTravel.com/rizkytyas)