Breaking News:

Hobi Mengambil Foto Ternyata Membuat Ingatan Terhadap Momen Berkurang

Peneliti Julia Soares dan Benjamin Storm dari Universitas California menemukan bahwa mengambil foto bisa menyebabkan gangguan.

googleusercontent.com
Kamera superpro 

TRIBUNTRAVEL.COM - Pergi jalan-jalan, jangan lupa kemas kameramu untuk berburu foto.

Kamu tentu tak ingin melewatkan momen penting dan pemandangan indah di tempat wisata yang akan dikunjungi, kan?

Lewat foto, kita bisa mengabadikan berbagai momen dan mengenangnya sepanjang waktu.

Namun, siapa sangka, penelitian justru menunjukkan hal sebaliknya.

Peneliti Julia Soares dan Benjamin Storm dari Universitas California menemukan bahwa mengambil foto bisa menyebabkan gangguan ingatan.

Subjek yang ditangkap jadi sulit diingat oleh orang yang mengambil foto.

Mereka akhirnya mengumpulkan hasil penelitian tersebut ke dalam buku yang berjudul, "A Further Investigation of the Photo-Taking-Impairment Effect" (investigasi lanjutan tentang efek mengambil foto).

Hasil penelitian juga diterbitkan dalam Journal of Applied Research in Memory and Cognition.

Kamera HP
Kamera HP (digitaltrends.com)

Melansir dari Elitereaders.com (11/6/2018), Julia dan Benjamin menemukan, gangguan ingatan bisa terjadi bahkan ketika gambar dihapus sebelum dilihat.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh ilmuwan Linda Henkel yang menemukan bahwa memfoto gambar karya seni di museum bisa menyebabkan masalah ingatan yang lebih parah lagi.

2 dari 2 halaman

Dari hasil penelitian, ditemukan hipotesis bahwa mengambil foto bisa menyebabkan sesuatu jadi sulit diingat karena otak tidak ikut merekam.

Jadi, kita hanya mengandalkan kamera untuk merekam momen.

Bagian yang perlu digaris bawahi dari hasil penelitian tersebut adalah pernyataan yang mengatakan :

"Mengambil foto bisa menyebabkan sesuatu jadi kurang diingat jika hanya sekedar diamati. Efek pengambilan foto membuat orang bergantung kepada kamera untuk mengingat apa yang mereka lihat, bukan mengingatnya sendiri."

Dalam penelitian tersebut, Julia dan Benjamin menggunakan dua kelompok partisipan.

Mereka adalah orang-orang yang menggunakan Snapchat dan memiliki foto yang otomatis hilang dalam 24 jam (seperti Instastory).

Kelompok ke dua adalah mereka yang secara manual menghapus foto setelah mengambilnya.

Hasilnya, kedua kelompok ini punya ingatan kurang baik terhadap momen yang mereka abadikan karena terlalu fokus pada hasil jepretan.

(TribunTravel.com/rizkytyas)

Selanjutnya
Tags:
Elitereaders.comCalifornia
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved