Laporan Wartawan TribunTravel.com, Apriani Alva
TRIBUNTRAVEL.COM - Tahu kah kamu bahwa perlu waktu hingga 200 tahun untuk membuat sedotan plastik mengurai.
Hal itu tak setara dengan penggunaannya yang hanya sekali pakai kemudian buang.
Tak hanya itu, satu juta burung mati setiap tahunnya karena menelan sedotan plastik.
Polusi plastik menjadi masalah yang serius di seluruh dunia.
Aksi serius dan terbaru dari Uni Eropa untuk mengurangi limbah sampah sekali pakai ini semakin terlihat jelas.
Banyak angota dari industri perjalanan yang melakukan aksi nyata untuk mengurangi plastik.

Mulai 16 Juni, Alaska Airlines akan menjadi maskapai pertama yang melarang sedotan di penerbangan mereka.
Pada tahun 2017, maskapai ini relah mendistribusikan 22 juta sedotan plastik untuk di daur ulang, padahal biasanya hanya dibuang.
Alaska Airlines juga telah mengantikan tongkat pengaduk birch dengan sedotan non-palastik.
Mereka juga menganti sebagian besar kotak jus dengan kaleng aluminium yang dapat di daur ulang.
Sebanyak 12 ribu ton bahan daur ulang dikumpulkan oleh Alaska Airlines selama delapan tahun terakhir.
Sementara itu, maskapai penerbangan berbasis budget, Raynair telah mengumumkan bahwa hingga 2023, mereka akan benar-benar bebas dari plastik.
Tak hanya di dalam pesawat, aturan ini juga berlaku di kantor pusat, pangkalan dan beberapa tempat operasi mereka.
Pelanggan di pesawat akan menggunakan alam makan kayu, cangkir bio-dgradable dan menghilangkan produk plastik dari penerbangan mereka.
Fiji Airways dan Thai Airways juga telah berjanji untuk mengurangi penggunaan plastik sekalo pakau di atas kapal mereka tahun ini.
London City Airport adalah bandara pertama yang melarang adanya sedotan plastik, seperti dilansir tribuNtravel.com dari laman lonelyplanet.com.

Mengikuti tren ramah lingkungan, perhotelan dan perusahaan jasa makanan, Delaware North juga mulai menghaspus sedotan dari 200 gerai makannya yang berada di 23 bandara di seluruh AS.
Bukan hanya industri penerbangan yang melakukan aksi nyata ini hotel Hilton group juga akan tak menggunakan sedotan di 650 akomodasi global dan botol plastik dari konfensi akhir tahun ini.
Pesaingnya, Marriott International juga membatasi penggunaan plastik dengan menganti botol mandi kecil-kecil di hotel-hotel Amerika Utara dengan dispenser yang dapat di daur ulang.
Mereka berharap, bahwa pelaku bisnis perhotelan lainnya akan mengikutinya.
Selain itu, Royal Caribbean juga berjanji kapal pesiar ini bebas plastik.
Vanuatu di Pasifik Selatan juga melarang jerami plastik, kantong plastik sekali pakai dan kotak-kotak polistiren.

Tahun lalu, pihak berwenang di Bali mendeklarasikan "darurat sampah" karena banyaknya limbah yang tersapu di garis pantainya.
Diperkirakan delapan juta ton sampah plastik masuk ke lautan setiap tahunnya.