Breaking News:

Banyak Dipercaya Orang, Siapa Sangka 7 Mitos Kecelakaan Pesawat Ini Salah

Bicara tentang kecelakaan pesawat, ada banyak hal yang diyakini menjadi penyebabnya. Namun, tidak semua dari hal itu benar adanya.

travelandleisure.com
Ilustrasi pesawat sebelum mendarat. 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebagaimana moda transportasi lainnya, pesawat terbang juga memiliki risiko mengalami hal buruk, seperti kecelakaan.

Namun, jangan langsung berprasangka buruk terhadap pesawat terbang.

Statistik menunjukkan, sebenarnya sekitar 95 persen dari penumpang yang mengalami kecelakaan pesawat terbang di Amerika Serikat pada rentang 1983 hingga 2000 berhasil selamat.

Pada tahun-tahun terakhir, statistik ini juga terbukti.

Faktanya, hanya satu dari 1,2 juta pesawat terbang yang mengalami kecelakaan dan kemungkinan kematian pada kecelakaan pesawat adalah satu banding 11 juta.

Sedangkan, probabilitas angka kematian pada kecelakaan lalu lintas adalah satu banding 5.000.

Bicara tentang kecelakaan pesawat, ada banyak hal yang diyakini menjadi penyebabnya.

Namun, tidak semua dari hal itu benar adanya.

Kali ini, TribunTravel.com merangkum 7 mitos tentang kecelakaan pesawat yang kerap dipercaya orang dari laman Brightside.

2 dari 4 halaman

1. Petir bisa membuat pesawat meledak.

(brightside.me)

Fakta bahwa anggapan ini salah mungkin mengejutkan.

Sebenarnya petir menyambar badan pesawat jauh lebih sering daripada yang kita bayangkan.

Statistik mengatakan, setiap pesawat kemungkinan akan terkena sambaran petir setidaknya sekali dalam setahun.

Sehingga ada sekitar 50 sambaran petir setiap harinya di seluruh dunia.

Informasi ini mungkin tampak menakutkan.

Namun, faktanya sekarang memang petir sebenarnya tidak berbahaya bagi pesawat terbang dan tidak dapat menyebabkan banyak kerusakan.

Beberapa dekade yang lalu mungkin jauh berbeda, tetapi sekarang semua pesawat terbang dirancang untuk menahan sambaran petir dengan aman.

Pesawat terbang dibuat seperti kurungan logam yang dilapisi dengan lapisan permukaan khusus, yang menghantarkan listrik di sekitar bagian luar kabin, kompartemen kargo, dan tangki bahan bakar.

2. Jika mode autopilot diretas, pesawat akan jatuh.

(pexels.com)
3 dari 4 halaman

Ada adegan di beberapa film di mana mode autopilot diretas dan para awak pesawat tidak dapat mengendalikan pesawat.

Namun, ini ternyata hanyalah fiksi.

Untuk alasan yang jelas, pesawat dirancang dengan banyak tingkat keamanan di setiap sistemnya, termasuk autopilot.

Sebenarnya, semua pesawat terbang memiliki setidaknya dua komputer autopilot yang terpisah, dan masing-masing dapat menerbangkan pesawat sendiri.

Namun bahkan jika semua mode autopilot tidak berfungsi, pilot sudah cukup memenuhi syarat untuk menerbangkan dan mengendalikan pesawat itu sendiri.

3. Lubang disisi badan pesawat dapat membuat orang terlempar keluar.

(cbsnews.com)

Dalam beberapa film, seperti “Final Destination” (New Line Cinema, 2000) telah berspekulasi tentang hal yang satu ini.

Film itu menggambarkan jenis kecelakaan di pesawat terbang yang menyebabkan efek vakum sehingga penumpang tersedot lewat lubang dan terlempar keluar.
Namun, ini tidak realistis.

Ya, memang benar ada perbedaan yang signifikan antara tekanan udara di luar dan di dalam pesawat.

Namun, itu tidak cukup untuk membuat ruang hampa penuh sehingga penumpang tersedot keluar dari pesawat.

4 dari 4 halaman

Kenyataannya adalah lubang pada bagian sisi pesawat terbang menyebabkan masuknya aliran udara yang kencang akan menerbangkan benda apapun yang ringan dan suhu udara akan semakin dingin di dalam kabin.

Tentu saja, masker oksigen juga akan turun semua.

Namun, jelas bukan seperti yang digambarkan pada film.

4. Kegagalan satu mesin pesawat merupakan hal yang fatal.

(brightside.me)

Hal ini juga cukup populer di ranah film Hollywood.

Di dalam film, jika sebuah pesawat kehilangan satu mesinnya, pesawat itu pasti akan jatuh.

Namun, kenyataannya adalah meski hanya menggunakan satu mesin, sebuah pesawat terbang masih dapat dengan mudah bertahan.

Ada banyak contoh pendaratan yang aman tanpa daya mesin.

Sebagian besar pesawat memiliki dua atau lebih mesin khusus untuk jenis kecelakaan ini.

Pesawat dirancang sedemikian rupa sehingga bahkan jika ada satu mesin gagal saat lepas landas, ia masih bisa lepas landas, terbang dan mendarat.

5. Turbulensi merupakan hal yang sangat berbahaya.

(rt.com)

Kita harus paham turbulensi adalah hal yang alami ketika terbang.

Atmosfer bumi tidak sepenuhnya mulus, dan turbulensi adalah hasil dari jutaan variasi kecil dalam kecepatan, arah, dan kepadatan udara.

Karena ini adalah kejadian alami dan terjadi secara teratur, pabrikan pesawat pasti telah menguji pesawat barunya dalam kondisi terburuk.

Setiap sayap pesawat diuji untuk menahan 150% dari tegangan maksimum yang mereka hadapi, termasuk turbulensi.

6. Pintu pesawat tidak dapat dibuka selama terbang.

(brightside.me)

Sekitar 70 tahun yang lalu hal ini memang benar karena pesawat saat itu sendiri tidak bertekanan dengan baik.
Tapi pesawat modern kini telah bertekanan, dan semua pintu pesawat, termasuk pintu keluar, dirancang seperti steker.

Mereka semua dapat terbuka dengan cara digeser atau diputar ke arah dalam kabin sebelum dibuka keluar melalui kusen pintunya.

Hal ini berarti pintu harus ditarik ke dalam untuk dibuka.
Juga, menurut pakar industri, tidak ada penumpang yang cukup kuat secara fisik untuk membuka pintu darurat pesawat di udara.

7. Tak ada kesempatan bertahan hidup saat terjadi kecelakaan pesawat.

(brightside.me)

Dalam berbagai film, kecelakaan pesawat terbang biasanya berakhir fatal.

Namun, ada sejumlah kisah nyata yang membuktikan sebaliknya.

Seperti kisah Aloha Airlines Penerbangan 243 antara Hilo dan Honolulu di Hawaii.

Pada 28 April 1988, pesawat mengalami kerusakan yang luas setelah dekompresi eksplosif di tengah penerbangan, tetapi dapat mendarat dengan selamat di Bandara Kahului di Maui.

Contoh lain pada 2013 adalah setelah kecelakaan saat pendaratan pesawat Asiana Flight 214, tampaknya tidak dapat dipercaya bahwa 304 dari 307 orang di dalamnya selamat.

Hal itu sebenarnya tidak terlalu mengejutkan.

Angka-angka dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS menunjukkan 95% penumpang yang terlibat dalam kecelakaan di kapal terbang AS antara tahun 1983 dan 2000 berhasil selamat.

Nah, terlepas dari mitos-mitos kecelakaan pesawat terbang di atas, tentu satu hal penting yang harus dilakukan sebelum terbang adalah berdoa memohon keselamatan dari Yang Maha Kuasa.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
TribunTravel.comBrightside
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved