TRIBUNTRAVEL.COM - Hari ini jika traveler membukan Google, kamu akan menemukan desain Google Doodle yang unik, Minggu (20/5/2018).
Yakni tulisan Google yang mana di tengahnya ada gambar peta dunia, dan karakter sosok pria di dalamnya.

Pria tersebut adalah Abraham Ortelius.
Abraham Ortelius adalah kartografer legendaris yang menerbitkan atlas modern pertama untuk pertama kalinya.
Dia dianggap sangat berpengaruh terhadap perkembangan pemetaan dunia.
Lantas seperti apa sih peran Abraham di dunia ini hingga muncul di Google Doodle hari ini?

Berikut ini fakta Abraham Ortelius seperti dilansir TribunTravel.com dari thesun.co.uk.
Siapa Abraham Ortelius dan apa atlasnya?
Abraham lahir di Antwerp, Belgia pada 1527, dan dibesarkan oleh pamannya setelah ayahnya meninggal.
Awalnya dia bekerja sebagai pengukir peta di kota kelahirannya, dan membuat buku dan peta perdagangan uang.
Abraham kemudian melakukan penjelajahan di seluruh Eropa, termasuk dengan kartografer terkenal Gerardus Mercator, yang dianggap telah mengilhami semangatnya untuk pembuatan peta.
Setelah menerbitkan peta pertamanya pada 1564, ia kemudian menjadi satu kartografer terkemuka di zamannya.
Pada tanggal 20 Mei 1570, Abraham mulai menerbitkan Theatrum Orbis Terrarum - Teater Dunia - atlas modern pertama di dunia.
Dari atlas tersebut semua orang bisa mengetahui betapa luasnya Bumi ini.
Setahun kemudian dia merilis peta dunia legendarisnya.
Ada 53 jenis peta dekoratif yang kadang-kadang dihiasi dengan monster laut dan mengandung daya tarik waktu itu.
Atlas ini bahkan diklaim menjadi atlas paling akurat karena Abraham Ortelius dinilai sukses menyatukan semua negara serta budaya dalam satu bingkai besar.

Menurut standar modern, halaman-halaman itu penuh dengan kesalahan, banyak yang dikoreksi dalam 25 edisi berikutnya yang diterbitkan sebelum kematiannya.
Namun, atlasnya juga merupakan bukti pertama dari seseorang yang mempertimbangkan pergeseran benua.
Teorinya menjelaskan jika benua-benua pernah bergabung bersama sebelum akhirnya terpisah.
Abraham menjadi tokoh terkemuka setelah penerbitan karya besarnya.
Dia pun menjadi ahli geografi bagi Phillip II, raja Spanyol.
Kematiannya pada 1598 ditandai dengan duka publik di Antwerp, di mana dia dimakamkan.
Saat ini peta aslinya adalah barang berharga yang dijual seharga sangat fantastis, sekitar 7.900 Euro atau Rp 132 juta.

Alasan Abraham menciptakan atlas tak lain karena pada abad ke-16, belum ada orang yang bisa mencari instrumen paling cocok untuk bisa memperlihatkan bentuk dunia.
Peta saat itu masih merupakan campuran dari spekulasi, fakta, bahkan fantasi murni.
Selama masa hidupnya, Abraham Ortelius juga dikenal sebagai satu pendiri sekolah ahli pemetaan Netherlandish School of Cartography.
(TribunTravel.com, Tertia Lusiana)