TRIBUNTRAVEL.COM - Bagi umat Islam di seluruh dunia, minggu ini merupakan penanda awal bulan suci Ramadan.
Namun bagaimana hal itu terjadi dan mengapa itu diamati tetap tidak diketahui oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang berada di luar agama Islam.
Arab Saudi dan banyak negara Arab diperkirakan akan melihatnya pada 15 mei dan 16 Mei, sedangkan di Indonesia sendiri akan dimualai pada 17 Mei besok.

Dalam kalender Islam, Ramadan merupakan bulan kesembilan.
Ramadan berasal dari akar kata ramiḍa atau ar-ramaḍ , yang berarti “panas terik” atau “kekeringan.”
Pada dasarnya, itu adalah periode pertumbuhan spiritual yang dicapai melalui doa dan pengendalian diri, seperti dilansir TribunTravel.com dari nextshark.com.
Bulan Ramadan juga merupakan bulan di mana ayat-ayat pertama Al-Qur'an diturunkan.
Bab 2, Ayat 185 dari teks Al-Qur'an menyatakan:
“Bulan Ramadhan adalah saat di mana diturunkan Alquran; sebuah pedoman bagi umat manusia, dan bukti-bukti yang jelas dari bimbingan, dan kriteria (tentang benar dan salah). Dan siapa pun dari Anda yang hadir, biarkan dia berpuasa bulan, dan siapa pun dari Anda yang sakit atau dalam perjalanan, beberapa hari lainnya. Allah menginginkan Anda mudah; Dia tidak menginginkan kesulitan untukmu; dan bahwa Anda harus menyelesaikan periode itu, dan bahwa Anda harus mengagungkan Allah karena telah membimbing Anda, dan barangkali Anda boleh bersyukur.”

Puasa, atau menahan diri dari makanan dan minuman sejak matahari terbit hingga terbenam, mengembangkan kualitas yang disebut taqwa atau kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi.
Makan sebelum matahari terbit disebut suhur, sedangkan yang membatalkan puasa setelah matahari terbenam disebut iftar atau berbuka.
Semua Muslim dewasa wajib berpuasa, dengan pengecualian orang-orang cacat mental dan sakit yang dapat memperburuk kondisi kesehatan mereka.
Dengan demikian, mereka yang sakit harus mengganti puasa yang hilang beberapa waktu kemudian ketika mereka dalam kondisi yang lebih baik.
Wanita hamil atau menyusui bayinya juga tidak diwajibkan puasa.
Namun harus menggantinya setelah itu.
Jangan lupa wanita haid juga tak boleh berpuasa lho.
Sementara anak-anak yang belum mencapai pubertas tidak diwajibkan berpuasa, tapi tak jarang mereka sudah muali berlatih sejak dini.

Saat Ramadan, orang Muslim lebih banyak yang membaca dan melakukan doa malam yakni Tarawih.
Umat Muslim juga merayakan malam yang paling penting yang disebut Laylat Al-Qadr, yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai “Night of Power,” yang terjadi pada malam ketika wahyu pertama Quran diterima oleh Muhammad.
Secara umum diyakini terjadi pada malam sepuluh hari terakhir dari periode (21, 23, 25, 27 atau 29).

Puasa tidak hanya semata-mata menghindari makan dan minum.
Namun juga menjaga nafsu, tidak berbicara kotor, bergosip, dan melakukan hal terlarang.

Harus dicatat, bahwa gagal berpuasa selama Ramadan merupakan pelanggaran yang juga bisa menjadi kejahatan di beberapa negara Muslim.
Setidaknya empat orang Palestina ditahan tahun lalu karena melakukan pelanggaran di depan umum.
Untungnya di Indonesia hal seperti itu belum diterapkan.
Tapi bukan berarti traveler bisa makan sesuka hati di depan umum.
Semua tentu ada tata kramanya.
(TribunTravel.com, Tertia Lusiana)