Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sri Juliati
TRIBUNTRAVEL.COM - Setelah tidur panjang sejak erupsi dahsyat tahun 2010, Gunung Merapi kembali meletus freatik, Jumat (11/5/2018).
Dilansir dari siaran pers Badan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gunung yang berada di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah itu meletus pukul 07.32 WIB.
Letusan disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah.
Letusan juga melontarkan abu vulkanik, pasir, dan material piroklatik sehingga menyebabkan kawasan Yogyakarta diguyur hujan abu hingga siang ini.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, letusan berlangsung tiba-tiba.
Jenis letusan ini, lanjut Sutopo, tidak berbahaya dan dapat terjadi kapan saja pada gunung api aktif.
Biasanya letusan hanya berlangsung sesaat dan sebelumnya, Gunung Merapi pernah terjadi letusan freatik.
Status Gunung Merapi hingga saat ini masih tetap normal (Level I) dengan radius berbahaya adalah 3-5 kilometer dari puncak kawah.
Sementara itu, pada saat Gunung Merapi meletus, tercatat ratusan pendaki berada di gunung dengan ketinggian 2.930 mdpl tersebut.
Bahkan dari pantuan CCTV Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), banyak pendaki yang tengah menuju puncak.
Berdasarkan laporan sementara dari BNPB terdapat sekitar 120 orang yang mendaki dan mendekati Pasar Bubrah.
Kondisinya semua dilaporkan selamat.
Sementara sumber lain dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) dan basecamp Gunung Merapi via Selo, Barameru, sekitar 160 pendaki masih berada di atas.
Sementara itu, di media sosial ramai beredar detik-detik erupsi Gunung Merapi yang diambil dari Pasar Bubrah.
Pasar Bubrah merupakan kawasan terdekat dengan puncak Gunung Merapi sekaligus tempat para pendaki mendirikan tenda.
Pasar Bubrah juga merupakan batas aman mendaki Gunung Merapi.
Mulanya, kelompok pendaki tengah asyik memasak di dekat tenda, beberapa juga asyik mengemas tenda dan perlengkapan.
Mereka sama sekali tak mengetahui jika Gunung Merapi akan erupsi.
Bahkan mereka sempat bercanda tentang masakan yang saat itu hendak dimasak.
Di tengah keasyikan mereka memasak, seorang pendaki berseru, "Erupsi ya Allah."
Tak lama, suasana yang tadinya riang berubah menjadi panik.
Sosok merekam video ini pun juga menggumamkan kalimat istigfar, "Astagfirullalhazim, astagfirullalhazim, astagfirullalhazim, berlindung, berlindung, berlindung sini."
Sementara beberapa pendaki lain juga berseru, "Cepet, cepet, cepet, cepet."
Rekaman juga menunjukkan detik-detik Gunung Merapi mengeluarkan awan yang menggumpal mirip cendawan.
Si perekam juga berkali-kali menggumamkan kalimat istigfar dan seruan agar orang yang di dekatnya segera berlindung.
Sementara itu, pada video lainnya juga memperlihatkan mengerikannya erupsi Gunung Merapi dari jarak dekat.
Bahkan, terdengar seruan agar mereka yang masih di puncak segera turun, sedangkan yang di bawah juga harus cepat berkemas.
Suasana panik jelas terlihat dalam video ini.
Para pendaki juga terlihat berlari, menjauhi Pasar Bubrah, lokasi paling dekat dari puncak.