Breaking News:

Sering Disebut Sebagai PSK, Ternyata Geisha Punya 10 Fakta Mengejutkan yang Buat Pria Bertekuk Lutut

Banyak keyakinan beredar apabila Geisha merupakan pekerja sosial elit. Keyakinan ini meluas dan merusak sejarah geisha sebagai penghibur profesional.

Kyodo News
Geisha 

TRIBUNTRAVEL.COM - Banyak keyakinan yang beredar apabila Geisha merupakan pekerja sosial elit.

Keyakinan ini meluas dan merusak sejarah geisha sebagai penghibur profesional.

Tugas utama geisha sesungguhnya adalah untuk menghibur klien melalui seni dan percakapan lucu.

Sejarah kehidupan geisha sangat berbeda dengan pemahaman geisha di Barat yang menganggap para geisha sebagai PSK di rumah bordil.

Padahal, sesungguhnya geisha menjalani pelatihan yang melelahkan untuk mendapatkan gelar yang mereka dambakan.

Berikut ini adalah fakta-fakta mengenai geisha:

1. Mereka bukan PSK

Gagasan geisha adalah PSK dipopulerkan oleh prajurit Amerika yang pernah ditempatkan di Jepang selama PD II dan mereka terlibat hubungan seksual dengan wanita Jepang yang berpakaian dan melukis wajahnya seperti geisha.

Para ahli seperti antropolog Liza Dalby, yang melakukan penelitian ekstensif pada geisha, berpendapat para wanita ini bukan geisha, melainkan meniru penampilan geisha.

2. Mereka adalah penghibur yang terampil, bukan wanita murahan

2 dari 4 halaman

Geisha dilatih menyanyi, menari, bermain shamisen, dan seni pertunjukan lainnya.

Geisha mendapatkan reputasi sebagai ahli dalam satu atau lebih dari seni yang mereka pelajari, dan pelanggan mencari geisha berdasarkan keahlian mereka.

3. Tidak semua geisha perempuan (geisha pertama adalah pria)

Geisha pertama adalah pria yang disebut taikomochi.

Orang-orang ini melakukan banyak peran selama berabad-abad, mulai dari menghibur di istana dengan bernyanyi, menari, dan menceritakan lelucon atau cerita lain.

4. Geisha terbentuk dari penari bertalenta, bukan dari PSK

Pada akhir abad ke-17, orang tua yang membutuhkan uang mengirim anak perempuan mereka untuk berlatih menyanyi dan menari, dengan harapan akhirnya mereka dipekerjakan.

Penari wanita muda ini disebut odoriko (gadis penari), dan diyakini geisha berevolusi langsung dari mereka.

5. Tidak semua geisha melakukan peran yang sama

Pada abad ke-18, ada beberapa istilah untuk geisha seperti shiro (putih) untuk geisha yang benar-benar penghibur, dan kido (gerbang) untuk geisha yang berdiri di pintu masuk karnaval, bermain shamisen untuk menarik pelanggan.

3 dari 4 halaman

6. Menjadi geisha jauh lebih berat

Untuk menjadi geisha, para wanita muda harus melalui pelatihan yang panjang dan ekstensif, yang dapat dimulai dari usia tiga tahun hingga awal 20-an.

Selain menyempurnakan berbagai seni pertunjukan, calon geisha harus belajar kaligrafi, ikebana (merangkai bunga), bagaimana agar pelanggan tertarik dalam pembicaraan, belajar riasan yang rumit, dan menata rambut mereka.

7. Tidak semua geisha berusia muda

Geisha yang berumur tua akan memiliki lebih banyak pengalaman dan mungkin lebih berbakat.

8. Mereka tidak tertindas

Tidak seperti kebanyakan wanita selama periode Edo, yang menerima pendidikan terbatas dan hanya melakukan tugas rumah tangga, geisha mempelajari berbagai mata pelajaran, termasuk sastra, puisi, dan politik.

9. Geisha tidak lembek dan tunduk

Geisha diizinkan bercakap-cakap dengan pria dalam berbagai topik karena pekerjaan mengharuskan mereka untuk menjadi pembicara yang cerdas, geisha mampu berbicara sejajar dengan pria.

10. Geisha tidak dikendalikan pria

4 dari 4 halaman

Meski pun hidup dalam periode di mana wanita harus tunduk kepada pria, pria tidak diizinkan membuat keputusan apa pun atas nama geisha, geisha cukup mandiri.

Artikel ini telah dimuat di Intisari.grid.id dengan judul Sering Disangka PSK, Geisha Sesungguhnya Wanita Terlatih, Berpendidikan Tinggi dan Pantang Tunduk pada Pria

Selanjutnya
Tags:
AmerikaJepangGeisha Quincy Jones Pager (Beeper)
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved