Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Dunia ini dipenuhi dengan misteri yang belum dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan manusia.
Bahkan, sejak zaman dahulu di mana ilmu pengetahuan dan teknologi belum secanggih sekarang, banyak orang yang ingin mengetahui lebih jauh tentang dunia.
Sehingga, muncul banyak penjelajah.
Mereka yang telah menjelajahi berbagai tempat di dunia ini menemukan berbagai hal aneh.
Penjelajah zaman dahulu bahkan mengklaim, telah bertemu dengan suku-suku aneh di dunia.
Apa saja suku aneh tersebut?
Dikutip TribunTravel.com dari laman listverse.com, berikut deretannya.
1. Arimaspoi: manusia gunung bermata satu
Di daerah utara Scythia, di pegunungan yang tertutup salju yang disebut Pegunungan Riphean, hiduplah suku bermata satu yang disebut Arimaspoi.
Menurut orang Yunani kuno, orang bermata satu ini bukan hanya keanehan tapi juga menjadi alasan utama Scythia begitu kaya.
Arimaspoi, Herodotus mengklaim, mencari nafkah dengan mencuri emas dari griffin.
Suku ini tinggal di dekat sekelompok griffin rakus yang menghabiskan waktu mereka dengan tumpukan emas.
Arimaspoi adalah satu-satunya suku yang cukup berani untuk mencuri kekayaan griffin dan membawanya kembali ke Scythia.
Ada banyak hal yang gila dalam cerita ini.
Bahkan, Herodotus menulis dengan sedikit bumbu sanggahan, bahwa dia hanya menirukan apa yang dikatakan salah satu orang Scythia kepadanya.
Anehnya, ada beberapa sejarawan modern yang berpikir bahwa Arimaspoi mungkin benar-benar ada.
Namun, kemungkinan cerita Arimaspoi timbul karena salah dengar dan keterbatasan bahasa.
Saat itu, ada sekelompok pengikut keyakinan Zoroaster dengan nama yang terdengar sangat mirip kata 'Arimaspoi' yang berarti 'satu mata.'
Menurut beberapa sejarawan, Herodotus mungkin telah salah mendengar namanya.
2. Calystrii: manusia berkepala anjing di India
Seorang dokter Yunani bernama Ctesias pergi ke India pada abad ke-5 SM, dan dia kembali dengan membawa cerita aneh.
Di pegunungan, katanya, ada suku yang disebut Calystrii dan mereka berkepala anjing.
“Mereka tidak berbicara bahasa manusia, tetapi menggonggong seperti anjing,” lapor Ctesias.
Mereka bisa memahami orang lain di India, katanya, tetapi harus menjawab dengan menggonggong atau menggunakan bahasa isyarat.
Dan jumlahnya tidak sedikit.
Ctesais memperkirakan ada 120.000 orang Calystrii yang tinggal di pegunungan India.
Namun, anehnya banyak orang yang benar-benar mendukung ceritanya.
Sekitar 200 tahun kemudian, seorang pria bernama Megasthenes mengikuti jejak Ctesias ke India dan melaporkan kembali bahwa orang Calystrii benar adanya.
Megasthenes pun bersikeras, telah melihat mereka sendiri.
Dan itu bukan hanya cerita orang-orang Yunani.
Dinasti India dan dinasti penulis Tang dari China mengklaim bahwa manusia berkepala anjing itu berada di dekat Tibet dan disebut Supana.
Dan berabad-abad kemudian, Marco Polo mengklaim telah bertemu dengan sekelompok orang yang tampak seperti Calystrii di sebuah pulau bernama Angamanain.
"Saya jamin," tulis Marco Polo, "Semua orang di Pulau Angamanain ini memiliki kepala seperti anjing."
3. Blemmyes: manusia tanpa kepala di Afrika
Di bagian timur Libya, pada abad ke-5 SM, ada suku manusia tanpa kepala di atas bahu mereka.
Namun, mereka memiliki mata dan mulut dibagian dada.
Setidaknya, inilah yang diklaim oleh penulis Yunani, Herodotus.
Harus diakui, dia tidak memiliki informasi terbaik, Herodotus hanya mengulang, seperti yang dia catatkan tentang apa yang dikatakan "orang-orang Libya."
Namun, dia bukan satu-satunya orang yang mengklaim manusia seperti itu benar-benar ada.
Bahkan, banyak orang yang telah melaporkan penampakan manusia tanpa kepala ini selama lebih dari 2.000 tahun.
Lebih dari 400 tahun kemudian, penulis Romawi Pliny the Elder bersikeras suku ini benar-benar ada.
Dia menamai mereka Belmmyae dan mengatakan, mereka adalah suku nomaden yang pindah ke Ethiopia.
Mereka juga orang-orang liar total dan sangat berbahaya, menurut Pliny.
Mereka terus berdatangan.
Pada 1211 M, seorang penjelajah bernama Fermes mengklaim bahwa ia telah menemukan sekelompok 'manusia tanpa kepala, yang memiliki mata dan mulut di dada mereka' yang tinggal di sebuah pulau di Ethiopia.
Fermes menambahkan, mereka tingginya 366 cm.
Dan lebih dari 100 tahun kemudian, John Mandeville mengaku telah melihat manusia tanpa kepala.
Pada abad ke-17, Sir Walter Raleigh juga bersikeras bahwa keberadaan suku ini memang nyata.