Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Kamu pasti tak asing mendengar tentang gunung Tambora dan Krakatau.
Kedua gunung ini memiliki sejarah panjang dan terkenal akan kedahsyatannya membuat perubahan dunia.
Gunung Krakatau misalnya.

Meletus pada 26-27 Agustus 1883 dan menimbulkan awan panas serta tsunami.
Korbannya mencapau 120 ribu jiwa.
Letusan dari gunung Krakatau mengakibatkan perubahan iklim global dan membuat dunia mengalami gelap total selama 2 hari.
Letusan gunung Tambora tak kalah hebatnya.

Meletus pada 1815, mengakibatkan korban jiwa lebih dari 71 ribu dan gagal panen di seluruh bagian belahan dunia.
Parahnya beberapa peradapan di sekitar Tambora lenyap tak tersisa akibat dari letusan.
Meski kedua gunung ini memiliki letusan yang mengerikan, namun masih kalah jauh dibanding gunung yang ada di Lombok.
Dikutip TribunTravel.com dari berbagai sumber, gunung Samalas di Lombok pernah menjadi mimpi buruk bagi dunia.

Meletus pada 1257, gunung ini menyebabkan kematian dan kelaparan hebat di seluruh belahan dunia.
Jejak dari kedahsyatan gunung Samalas tercetak jelas dalam Babad Lombok yang ditulis menggunakan daun lontar.

Isi dari Babad Lombok yang sudah diartikan dalam bahasa Indonesia, seperti ini.
Gunung Rinjani Longsor, dan Gunung Samalas runtuh, banjir batu gemuruh, menghancurkan Desa Pamatan, rumah-rumah rubuh dan hanyut terbawa lumpur, terapung-apung di lautan, penduduknya banyak yang mati.
Tujuh hari lamanya, gempa dahsyat meruyak bumi, terdampar di Leneng (lenek), diseret oleh batu gunung yang hanyut, manusia berlari semua, sebahagian lagi naik ke bukit.
Bersembunyi di Jeringo, semua mengungsi sisa kerabat raja, berkumpul mereka di situ, ada yang mengungsi ke Samulia, Borok, Bandar, Pepumba, dan Pasalun, Serowok, Piling, dan Ranggi, Sembalun, Pajang, dan Sapit.
Di Nangan dan Palemoran, batu besar dan gelundungan tanah, duri, dan batu menyan, batu apung dan pasir, batu sedimen granit, dan batu cangku, jatuh di tengah daratan, mereka mengungsi ke Brang batun.
Ada ke Pundung, Buak, Bakang, Tana’ Bea, Lembuak, Bebidas, sebagian ada mengungsi, ke bumi Kembang, Kekrang, Pengadangan dan Puka hate-hate lungguh, sebagian ada yang sampai, datang ke Langko, Pejanggik.
Semua mengungsi dengan ratunya, berlindung mereka di situ, di Lombok tempatnya diam, genap tujuh hari gempa itu, lalu membangun desa, di tempatnya masing-masing.
Isi ini menceritakan bagaimana kengerian dari Gunung Samalas di Kompleks Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Saking mengerikannya, jejak dari abu vulkaniknya bahkan terdapat di lapisan es Kutub Utara.
Selain itu letusan gunung Samalas juga menciptakan tahun tanpa musim panas di Eropa.
Akibatnya gagal panan dan kelaparan terjadi di mana-mana.
Jika gunung ini sampai meletus lagi, maka dipastikan dunia akan lumpuh seketika.