Breaking News:

Tanpa Tabung Oksigen, Suku di Indonesia Ini Mampu Bertahan Hidup di Bawah Laut Selama 13 Menit

Dikenal 'Pengembara Laut', orang Bajau telah mengarungi perairan Asia Selatan selama ribuan tahun. Mereka tinggal di rumah perahu dan menyelam.

Flickr
Suku Bajau 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum

TRIBUNTRAVEL.COM - Dikenal sebagai 'Pengembara Laut', orang Bajau telah mengarungi perairan Asia Selatan selama ribuan tahun.

Mereka tinggal di rumah perahu dan menyelam untuk mencari makan.

Suku ini sudah lama dikenal karena kemampuan mereka tinggal di bawah air dalam jangka waktu yang lama.

Aneh sampai sekarang, tak ada yang benar-benar tahu bagaimana mereka dapat menahan nafas begitu lama.

Dilansir TribunTravel.com dari laman odditycentral.com, menurut studi yang baru-baru ini diterbitkan dari Universitas Cambridge, orang Bajau memiliki limpa 50 persen lebih besar daripada mereka yang tinggal di daratan.

Suku Bajau
Suku Bajau (2qagfx2zrxut3i1gzf2k8bjp-wpengine.netdna-ssl.com)

Dikatakan jika ukuran organ ini yang memainkan peran kunci dimana mereka dapat bertahan di bawah air.

Kapasitas limpa yang besar mampu mendistribusikan oksigen lebih banyak ke otak dan jantung.

Kondisi ini memungkin mereka berada di dalam air lebih lama.

Ketika denyut jantung melambat, darah diarahkan ke organ vital, dan limpa mendorong sel darah merah beroksigen ke dalam sirkulasi.

2 dari 3 halaman

Pada orang rata-rata, limpa dapat meningkatkan kadar oksigen hingga 9 persen, tetapi dalam kasus Bajau, karena ukurannya yang luar biasa besar maka kadar oksigen juga lebih banyak.

Suku Bajau
Suku Bajau (jamesmorgan.co.uk)

"Tidak ada banyak informasi di luar sana tentang limpa manusia dalam hal fisiologi dan genetika, tetapi kita tahu bahwa anjing laut , seperti Weddell, memiliki limpa besar yang tidak proporsional," kata pemimpin penelitian, Melissa Ilardo. "Saya pikir jika kemampuan menyelam yang lama dari anjing laut karena limpa yang lebih besar, maka berpotensi yang sama juga ada pada manusia."

Ilardo, yang memulai penelitian inovatif untuk PhD-nya, menghabiskan beberapa bulan dengan suku Bajau, di Jaya Bakti, Indonesia.

Dia melakukan scan ultrasound dan mengambil sampel genetik, serta membandingkannya dengan penduduk yang tinggal di darat.

Analisis menunjukkan bahwa orang Bajau memiliki limpa yang membesar secara permanen.

Selain itu analisis DNA juga mengungkapkan bahwa suku Bajau memiliki gen yang disebut PDE10A.

Para ilmuwan percaya bahwa itu adalah gen yang mengubah ukuran limpa.

Suku bajau
Suku bajau (destinationtips.com)

Orang Bajau tidak menyelam dengan kompetitif, jadi sulit untuk mengatakan dengan tepat berapa lama mereka bisa bertahan di bawah air, tetapi kemampuan menyelam bebas mereka adalah legendaris.

Seorang penyelam dari suku ini bahkan mampu berada di dalam air selama 13 menit.

Mereka dapat menghabiskan sebanyak 60 persen hari mereka di bawah air, menyelam hingga 230 kaki (70 meter), hanya menggunakan beberapa beban untuk membantu mereka turun lebih cepat dan sepasang kacamata kayu yang belum sempurna.

Suku bajau
Suku bajau (cluebees.com)
3 dari 3 halaman

Sulit untuk mengatakan jika kemampuan menyelam Bajau dapat dikaitkan semata-mata dengan limpa mereka yang luar biasa besar, tetapi penelitian ini menunjukkan organ mereka yang berevolusi pasti memainkan peran besar.

Adaptasi evolusioner Bajau terdengar sangat mirip dengan orang-orang Moken yang tinggal di sepanjang pantai Burma dan Thailand.

Dikenal sebagai "Gipsi Laut", mereka telah mengembangkan visi bawah laut manusia super yang membantu mereka mengumpulkan kerang kecil dan makanan lainnya dari dasar laut di kedalaman 75 kaki.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
BurmaThailandIndonesiaSuku Bajau
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved