Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Siapapun pasti akan kebingungan melihat ada telur emas raksasa di tengah kota.
Ukurannya yang besar membuat kita bertanya-tanya, bagaimana bisa ada telur di sana.
Meski penampilannya sangat indah dan menakjubkan, namun kisah dibaliknya cukup mengharukan.
Dilansir TribunTravel.com dari laman curiosity.com, ide pembuatan telur emas ini dimulai pada 2004.
Saat itu kota paling utara Swedia, Kiruna, yang terkenal akan hotel es dan gereja merahnya yang indah, mulai menyadari jika tempat mereka mulai hancur.
Setelah bertahun-tahun memasok 90 persen bijih besi Eropa melalui penambangan, bebatuan di bawah situs pertambangan bergeser, meninggalkan Kiruna dengan kerusakan yang tak dapat diperbaiki lagi.
Kondisi kota ini lama-kelamaan semakin memburuk dan tak aman lagi ditinggali.
Alih-alih mengevakuasi, Kiruna membuat rencana 20 tahun untuk merelokasi seluruh kota.
Mulai dari pusat kota, tempat tinggal, toko, dan bangunan bersejarah ke "Kiruna Baru," .
Lokasinya berada 2 mil timur dari area mereka sebelumnya.
Rumah-rumah komersil akan dibeli dengan harga penuh ditambah 25 persen, atau mereka dapat memilih rumah baru secara gratis.
Maklum, berita relokasi membuat kota ini agak kacau.
Untuk memudahkan transisi, dua arsitek terkemuka ditugaskan untuk membantu melakukan perubahan.
Mereka kemudian membuat ide untuk membangun sauna Kiruna.
Arsitek Bigert dan Bergström menciptakan apa yang mereka sebut "Telur Surya".
Yakni sebuah telur berbentuk sepanjang 15 kaki berlapis emas yang dirancang untuk menjadi patung sosial fungsional yang melambangkan kelahiran kembali Kiruna melalui transformasi urbannya .
Sauna menyediakan tempat yang hangat bagi penghuni dan pejabat untuk berkumpul dan mendiskusikan situasi, sambil meningkatkan semangat masyarakat selama waktu yang sulit.
Bagian luar "Telur Surya" menampilkan 69 keping baja berlapis emas yang mencerminkan lingkungan bersalju Kiruna dan mengacu pada iklim Arktiknya.
Interiornya terbuat dari kayu pinus dan aspen , dengan tempat duduk berjenjang yang dapat menampung hingga delapan orang .
Panasnya dikendalikan oleh kompor pembakaran kayu berbentuk hati di tengahnya.
Sementara topik perubahan iklim dan sumber daya alam mendominasi percakapan secara global, penting untuk memahami bahwa di kota terpencil seperti Kiruna, bijih besi telah menjadi sumber pendapatan utama selama lebih dari satu abad, dan itu adalah kebutuhan untuk kelangsungan hidup kota.
96 persen penduduk Kiruna mendukung keputusan untuk pindah, karena akan menyelamatkan ekonomi kota dengan memungkinkan penambangan berlanjut selama bertahun-tahun yang akan datang.
Ini untuk permulaan baru.
Dan telur yang mereka ciptakan sebagai bentuk dari semangat baru penduduk Kiruna untuk menghadapi perubahan.