lihat foto
TRIBUNTRAVEL.COM - Nama Venezuela tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita.
Negara yang dikenal sebagai penghasil minyak terbesar di dunia ini ternyata sedang berada dalam krisis ekonomi yang cukup parah.
Melansir peopleforvenezuela.com (15/4/2018), negara ini punya sekitar 32 juta penduduk pada tahun 2017.
Bank Dunia memperkirakan, 33 persennya hidup dalam kemiskinan.
Upah minumum pekerja per 19 Agustus 2017 saja hanya sekitar BsF 250.531 yang setara dengan USD 15 per bulan atau Rp 206 ribu.
Angka itu tentu sangat kecil dibandingkan dengan kebutuhan pokok yang semakin mahal.
Alhasil, banyak keluarga yang harus mencari cara mendapatkan makanan.
Ada yang mengemis di jalanan hingga memunguti makanan sisa di tempat sampah.
Harga minyak yang semakin turun, tingginya kebutuhan dan ekonomi yang tidak berkembang membuat Venezuela menghadapi masa-masa terburuk di era modern ini.
Dengan upah yang sangat kecil, berikut beberapa cara ekstrem yang dilakukan warga Venezuela untuk makan dan bertahan hidup.
1. Kriminalitas tinggi, pencurian di mana-mana
Kesulitan ekonomi mendorong warga melakukan kejahatan dan merampok di mana-mana.
Bulan Januari lalu, sebuah Toserba yang baru lima bulan buka dijarah habis-habisan oleh perampok.
Tak hanya itu, truk pengangkut bahan makanan juga dihentikan paksa untuk diambil barangnya.
2. Gaji ditukar makanan
Daripada menerima upah yang sangat kecil, pekerja di negara ini rela dibayar dengan sepiring makanan daripada uang.
Uang Bolivar di negara ini sudah tidak ada harganya lagi.
3. Menjarah kebun binatang
Krisis ekonomi membuat banyak orang kelaparan dan kekurangan gizi.
Saking parahnya, mereka sampai tidak bisa menahan diri untuk menjarah kebun binatang.
Kasus ini terjadi di Zulia Metropolitan Zoological di Maracaibo, puluhan hewan sering dikabarkan hilang atau mati dengan tubuh yang sudah terpotong-potong.
4. Uang dijadikan bahan kerajinan tangan
Bolibar, mata uang resmi Venezuela saat ini seperti sudah tidak ada harganya lagi.
Seorang pria yang diketahui bernama Wilmer Rojas pun berinisiatif membuatnya menjadi kerajinan tangan, seperti tas, dompet hingga keranjang.
Hasil menjual satu tas dari uang Bolivar hanya bisa untuk membeli pak rokok.
