Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Tidak peduli siapa kamu atau apa yang akan kamu lakukan, tidak ada kata terlambat untuk merubah dunia menjadi lebih baik.
Pedoman itu tampaknya terus dilakukan seorang wanita tua asal Italia.
Bagaimana tidak, dia rela melakukan perjalanan panjang demi bisa membantu sesama.
Dilansir TribunTravel.com dari laman brightside.me, Irman asal Noventa Vicentina, Italia memutuskan melakukan perjalanan panjang dari Italia menuju Kenya.

Tujuannya bukan untuk berlibur, melainkan ingin menjadi sukarelawan di panti asuhan Kenya.
Meski usianya sudah memasuki 93 tahun, namun tekadnya untuk membantu tetap kuat.
"Irma selalu mencintai kehidupan dan tidak pernah berhenti oleh rintangan hidup," kata cucunya, Elisa.

Meski mengalami kesulitan namun tak pernah lelah untuk membantu orang lain.
Irma kehilangan suaminya pada usia 26 dan kemudian satu dari tiga anaknya.
Hidupnya tidak mudah, dan dia selalu mengandalkan kekuatannya sendiri untuk melaluinya.

Bertahun-tahun yang lalu dia bertemu dengan Pastor Remigio, seorang misionaris Paudan yang telah menghabiskan hidupnya membantu orang-orang Kenya.
Irma telah mendukungnya selama bertahun-tahun.
Begitu dia mendengar bahwa Pastor Remigio dirawat di rumah sakit, dia memutuskan untuk mengunjunginya.
Tak cuma datang ke rumah sakit, Irma juga mengunjungi semua tempat yang Pastor Remigio bangun selama masa hidupnya seperti rumah sakit, panti asuhan dan taman kanak-kanak.

Selama berada di Kenya, Irma membantu anak-anak sebanyak yang dia bisa.
Dia mengajar bahasa Inggris dan Matematika di sekolah Malindi.
Dia membawa jarum, benang berbagai warna, gunting, dan lem untuk membuat kartu pos dan kotak hadiah seperti yang dia buat di rumahnya di Italia.

Kehidupan dan energi Irma sungguh menakjubkan.
Umurnya tidak pernah menghentikannya untuk naik sepeda motor menelusuri berbagai wilayah di Kenya.
Terlepas dari semua kesulitan yang dia hadapi, dia terus menikmati hidup.

Irma berencana untuk tinggal di Afrika selama beberapa minggu, tetapi ada kemungkinan bahwa dia akan ingin tinggal di sana selamanya.
Dia selalu mengajari anak-anak dan cucu-cucunya untuk membantu orang lain.
Cucunya Elisa melakukan pekerjaan sukarela di kamp-kamp pengungsi di Yunani pada 2016 dan 2017.
Perbuatan Irma mengilhami ribuan orang di seluruh dunia, dan mereka berbagi komentar baik dan emosional mereka di jejaring sosial.