Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Setiap negara memiliki budaya yang berbeda-beda.
Tiap budaya memiliki tradisinya masing-masing.
Ada yang unik, namun tak sedikit yang cukup brutal.
Meski berbahaya, namun tradisi ini masih dipertahankan sampai sekarang.
Dilansir TribunTravel.com dari laman travelversed.co, 6 ritual paling brutal di dunia.
1. Fiesta de las Natitas, Bolivia

Di Bolivia, banyak orang percaya bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan hanya fase kehidupan berikutnya.
Orang-orang di Bolivia menyimpan tengkorak orang-orang terkasih mereka di rumah dan memperlakukan mereka seperti bagian keluarga yang dicintai - mereka diyakini memberikan keamanan dan perlindungan kepada penghuni rumah.
Setiap 8 November, orang-orang Bolivia berkumpul di pemakaman lokal dan merayakan Fiesta de las Ñatitas, di mana mereka membawa upeti untuk tengkorak dan merayakan kenangan orang yang mereka cintai.
2. Ritual pendewasaan, Suku Satere-Mawe, Amazon

Merupakan ritual paling brutal yang ditemukan di planet bumi.
Remaja dari suku Satere-Mawe, yang terletak di sekitar Sungai Amazon, tidak dianggap sebagai bagian dari komunitas orang dewasa sampai mereka memasukkan tangan ke dalam sarung tangan yang berisi semut peluru.
Semut peluru terkenal karena sengatan yang sangat menyakitkan seperti ditembak.
Para remaja diinstruksikan untuk menari mengalihkan pikiran dari rasa sakit sementara tangan mereka tetap terjerat bersama semut selama lebih dari 10 menit.
Tradisi ini dilakukan beberapa kali.
3. Ritual Penguburan Yanomami, Brasil

Suku Amerika Selatan lainnya yang melakukan ritual tidak biasa adalah suku Yanomami di Venezuela dan Brasil.
Ketika orang yang dicintai meninggal, tubuh mereka dikremasi, dan kemudian abu dicampur menjadi sup khusus, yang kemudian dikonsumsi oleh anggota keluarga dekat mereka.
Dengan cara ini, Yanomami percaya bahwa roh orang mati akan hidup di dalam tubuh orang hidup.
Setiap tubuh yang tidak dikremasi dan tertelan diyakini menghantui teman dan keluarga mereka.
4. Famadihana, Madagaskar

Festival ini, dikenal dengan nama Famadihana, dirayakan di berbagai wilayah Madagaskar.
Selama festival berlangsung, orang-orang datang ke kuburan makam nenek moyang mereka, dan mengambil tulang-belulang makam.
Mereka kemudian membungkusnya kembali dengan kain baru dan berdansa dengan tulang-belulangnya menggunakan iringan musik tradisional.
Festival ini bertujuan untuk menghormati nenek moyang mereka, serta terhubung dengan keluarga besar mereka.
Festival Famadihana adalah saat yang menyenangkan, tidak terobsesi dengan kematian, tapi untuk merayakan persatuan keluarga mereka.
5. Melemparkan bayi, India

Di Karnataka, India, banyak pasangan yang sulit memiliki anak datang ke kuil Sri Santeswar untuk meminta pertolongan.
Jika mereka akhirnya mengandung dan melahirkan anak, anak tersebut harus dibawa kembali ke bait suci pada tahun-tahun pertama kehidupan mereka, dan dilempar dari balkon bait suci.
Bayi yang dilempar ini kemudan ditangkap dengan selimut.
Tidak ada korban yang pernah dilaporkan.
6. Hamar Cow Jumping

Di suku Hamar,Ethiopia, pria tidak diperbolehkan untuk menikah sampai mereka dapat melompat tanpa busana empat kali melewati sapi jantan yang dikebiri.
Ritual ini ada untuk membuktikan bahwa mereka dapat meninggalkan masa kecil dan menjadi anggota masyarakat yang sepenuhnya independen.
Setelah berhasil melompati empat kali, pria tersebut kemudian berhak mengikuti komunitas pria dewasa yang mengawasi ritual generasi berikutnya.