Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Rabu (14/3/2018) hari ini, kabar duka melanda dunia ilmu pengetahuan manusia.
Seorang fisikawan paling berpengaruh di dunia, Stephen Hawking dikabarkan telah tutup usia.
Hal ini telah dikonfirmasi keluarga Hawking.
"Kami sangat sedih karena ayah tercinta kami telah meninggal dunia hari ini," ungkap Lucy Robert dan Tim, anak-anak Hawking, dikutip dari Sky News, Rabu (14/3/2018).
Fisikawan yang terkenal semenjak kisah hidupnya diangkat dalam film The Theory of Everything ini meninggal pada usia 76 tahun.
Bahkan, ia baru saja merayakan ulang tahunnya pada 8 Januari lalu.
Sebagaimana dikutip TribunTravel.com dari laman Daily Mail, Stephen Hawking meninggal dengan tenang setelah didiagnosis menderita ALS pada 1963 lalu.
Saat itu, ia masih berusia 21 tahun dan diperkirakan hanya dapat bertahan hidup selama 2 tahun setelah diagnosis dibuat.
Lalu, seperti apa sih sebenarnya ALS itu?
Mengutip laman Kompas.com, ALS (Amyotrophic lateral sclerosis) yang juga dikenal sebagai Lou Gehrig's disease, adalah neurodegeneratif progresif yang menyerang sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang, khususnya saraf motorik.
ALS mengakibatkan syaraf pada otot motorik atau pergerakan mengalami penuaan dan terus memburuk hingga memicu kematian saraf.
Ketika syaraf motorik mati, kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan otot akan hilang sehingga penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
Penyakit ALS termasuk penyakit yang tergolong sangat langka.
Untuk itu, yuk kenali fakta-fakta tentang ALS yang wajib kamu tahu, sebagaimana dikutip TribunTravel.com dari beberapa sumber.
1. ALS tidak dapat disembuhkan.
Hanya saja, ada sejumlah perawatan yang harus dilakukan untuk mengurangi rasa sakit yang ditimbulkannya.
2. Tren Ice Bucket Challenge atau tantangan mandi es pada 2014 lalu didasari pada adanya ALS.
Tantangan ini bertujuan untuk mengumpulkan dana dan meningkatkan kesadaran publik terhadap penyakit ini, serta telah diikuti sekitar lebih dari 1,2 juta orang di dunia.
Saat itu, berkat tantangan mandi es terkumpul dana sebesar 115 juta dolar AS untuk penelitian penyakit ALS.
3. Nama 'amyotrophic' berasal dari bahasa Yunani.
'a' berarti tidak, 'myo' berarti otot, dan 'trophic' berarti nutrisi.
Secara harfiah, amyotrophic dapat diartikan 'tidak ada nutrisi syaraf'.
Ketika syaraf tidak mendapat nutrisi, maka syaraf akan mengalami penyusutan.
Pada ALS, area pada sumsum tulang belakang mengalami pengapuran.
4. ALS termasuk penyakit yang sulit untuk didiagnosis.
Bahkan, bisa dibutuhkan lebih dari satu tahun bagi seseorang untuk dikonfirmasi sekaligus didiagnosis menderita ALS.
5. Kebanyakan orang yang menderita ALS berusia antara 40 dan 70 tahun, dan biasanya didiagnosis pada usia sekitar 55 tahun.
Lebih dari 50 persen dari pasien ALS dapat bertahan hidup selama lebih dari tiga tahun setelah didiagnosis.
Meski demikian, rata-rata harapan hidup seseorang dengan ALS adalah antara dua dan lima tahun.
6. Diperkirakan, 1 hingga 7 dari setiap 100.000 orang menderita ALS.
7. Stephen Hawking memiliki kasus yang unik.
Sebab, ia mampu bertahan hidup selama 55 tahun setelah terdiagnosis menderita ALS.
Hal ini berarti ia telah memecahkan rekor dunia.
8. Ada dua jenis ALS: ALS sporadis dan familial.
Namun, yang cenderung umum ditemukan adalah ALS sporadis.
ALS sporadis ditemukan pada penderita yang bahkan sama sekali tidak memiliki riwayat keluarga yang menderita ALS.
9. Hingga kini, penyebab ALS sporadis masih belum diketahui secara pasti.
Bahkan, ilmu pengetahuan saat ini belum bisa menjelaskan bagaimana penyakit ini dapat mulai berkembang di dalam tubuh.
10. ALS hanya menyerang syaraf motorik, yang berfungsi untuk mengantarkan rangsangan pada otot untuk bergerak.
Gerakan yang dikontrol oleh saraf motorik, misalnya, gerakan memegang benda atau berjalan.
Meski begitu, otot jantung dan pencernaan tidak terpengaruh serangan ALS.
Pasalnya, otot jantung bergerak sendiri tanpa perintah yang disadari.
11. Hanya ada satu obat yang diizinkan untuk perawatan ALS, yakni Riluzole.
Obat ini hanya memperlambat proses penyakit semakin memburuk.
12. Gejala yang ditunjukkan ALS adalah penurunan kekuatan syaraf, khususnya yang melibatkan lengan dan tungkai.
Namun, jika bagian syaraf menelan yang diserang, maka penderita akan mengalami kesulitan menelan dan kehilangan refleks batuk.
13. Penderita ALS semakin lama semakin kurus, karena jaringan otot pada tubuhnya mengalami penyusutan atau atropi.
14. Mutasi pada beberapa gen ditemukan sebagai terduga penyebab ALS familial.
15. Detil kehidupan seorang penderita ALS diangkat menjadi novel oleh seorang penulis asal Amerika Serikat yakni, Mitch Albom.
Novel tersebut berjudul Tuesdays with Morrie.