TRIBUNTRAVEL.COM - Ditinggal pergi untuk selamanya oleh orang yang kita cintai adalah hal yang sangat menyedihkan.
Terlebih lagi ketika kita tidak sempat berkomunikasi untuk terakhir kalinya sebelum mereka pergi.
Itulah yang melatarbelakangi sebuah agen pemakaman di Swedia untuk menyediakan jasa layanan tak biasa.
Fenix, sebuah agensi yang berbasis di Swedia menawarkan sebuah inovasi untuk orang-orang yang sedang berduka sehingga punya kesempatan berbicara dengan orang yang mereka cintai.
Berbicara dengan orang yang sudah mati rasanya adalah hal yang sangat tidak mungkin.
Meskipun kedengarannya mustahil, setelah mengetahui misi Fenix, kalianpasti akan dibuatnya takjub.
Pertama, Fenix mengembangkannya dengan meminta salinan file lengkap dari keluarga almarhum yang sudah meninggal.
Fenix akan mengembangkan chatbot yang berisi file almarhum dan membuat mereka tampak seperti orang sungguhan.
Chatbot ini akan didukung oleh AI (Artificial Intelligence) untuk menghibur orang yang sedang berduka setelah kehilangan sosok yang mereka cintai.
Namun, beberapa laporan menyampaikan informasi palsu tentang tujuan Fenix, seperti dilansir dari Elitereaders.com (5/3/2018).
Beberapa situs berita mengatakan, ilmuwan Swedia mencoba mengembangkan androids yang berfungsi sebagai kloning orang-orang tercinta yang sudah meninggal.
Ternyata, Fenix hanya akan mengunggah informasi tentang orang yang sudah meninggal itu.
Chatbot ini bisa digunakan untuk berkomunikasi seolah-olah kita berbicara dengan almarhum melalui informasi yang sudah diunggah tadi, misalnya email, teks dan berbagai interaksi di media sosial.
CEO Fenix, Charlotte Runius mengatakan, chatbot mereka saat ini hanya digunakan untuk menjawab pertanyaan orang-orang yang sudah ditinggalkan, jadi bukan orang sungguhan.
Runius juga mengklarifikasi, chatbot ini tidak dapat mempelajari informasi baru melainkan hanya mengandalkan informasi yang sudah diberikan.
Mungkin akan ada implikasi emosional karena chatbot ini menyamar sebagai seseorang dari masa lalu.
Runius juga mengatakan, dia masih harus mendiskusikan masalah ini dengan Gereja Swedia.
Beberapa orang berpendapat, berkomunikasi dengan orang yang sudah tiada melalui chatbot hanya akan membuat proses kehilangan menjadi lebih lama.
Namun, ada juga yang setuju dengan keberadaan chatbot ini.
Chatbot ini awalnya hanya mampu berkomunikasi melalui teks.
Inilah alasan Fenix mencari relawan untuk menirukan suara almarhum supaya bot tidak hanya dalam bentuk tulisan saja.
Di masa depan, Fenix berharap bisa menggabungkannya dengan gambar sehingga terasa lebih nyata.
(TribunTravel.com, Rizky Tyas)