Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa bilang penumpang kapal Titanic yang berhasil naik di sekoci semuanya selamat.
Mereka yang menumpangi sekoci terakhir justru tewas.
Padahal mereka tak tenggelam, kisah dibaliknya benar-benar tragis.
Dilansir TribunTravel.com dari laman thevintagenews.com, kasus tenggelamnya kapal Titanic pada 15 April 1912 meninggalkan jejak duka dan kehancuran bagi dunia.
Bencana malang ini terjadi di tengah Samudera Atlantik Utara sekitar 400 mil selatan Newfoundland, Kanada.
Sebagian besar penumpang kapal tewas tenggelam.
Hanya mereka yang berhasil meraih sekoci yang selamat.
Namun penemuan mengejutkan terjadi pada 13 Mei 1912, saat awak kapal Oceanic melihat sebuah sekoci yang terlihat sekitar 200 mil jauhnya dari tempat Titanic tenggelam.

Setelah sampai, kru menemukan mayat dua petugas pemadam kebakaran yang bekerja di ruang mesin Titanic dan penumpang kelas satu yang masih mengenakan pakaian makan malamnya, yang kemudian diidentifikasi sebagai Thomson Beattie.
Di dasar sekoci, kru menemukan sebuah cincin kawin dengan ukiran nama 'Edvard to Gerda'.
Laporan tentang penemuan sekoci bernama 'Collapsible A' membantu para periset untuk mengidentifikasi mayat tersebut dan menceritakan kisah mereka dengan sangat rinci.

Edvard dan Gerda Lindel
Kisah pasangan Edvard dan Gerda Lindel mungkin lebih romantis dan tragis dibanding Jack dan Rose di film Titanic.
Edvard seorang buruh ingin membawa istrinya Gerda ke tempat yang lebih baik dengan harapan masa depan yang sejahtera di AS.
Mereka meninggalkan Swedia dengan datang ke Southampton dan memesan tiket kelas tiga Titanic.
Saat gunung es menabrak kapal pesiar Lindels mencoba memanjat ke tempat yang aman namun tidak bisa mencapai puncaknya.
Gerda jatuh dari geladak setelah memegang tangan suaminya selama mereka berdua bisa, Edvard meninggal tak lama kemudian.
Cincin kawin mereka dengan tulisan 'Edvard to Gerda' kemudian ditemukan di kapal sekoci dan diberikan kepada keluarga Gerda.
Thomson Beattie
Seorang bujangan kaya dari Kanada, Beattie melakukan perjalanan dari Kanada ke Prancis untuk mencari iklim yang lebih hangat.
Rencananya dia berniat tinggal di Prancis sedikit lebih lama tapi karena satu temannya jatuh sakit; dia harus membuat pemesanan menit terakhir di Titanic untuk kembali ke Amerika Utara.
Beattie menulis sepucuk surat kepada ibunya yang menginformasikannya tentang kepergiannya dari Eropa dengan alasan dia sedang dalam perjalanan pulang ke rumah dengan kapal yang tidak dapat tenggelam.
Thomson Beattie membayar sejumlah uang untuk mendapatkan kabin di antara beberapa orang terkaya di kapal Titanic.
Setelah Titanic menabrak gunung es, Beattie termasuk di antara orang-orang pertama yang mendapatkan sekoci.
Namun dia meninggal karena kedinginan bersama dua petugas pemadam kebakaran beberapa ratus mil jauhnya dari lokasi bencana.