Breaking News:

Ratu Kopi Luwak di Lampung Barat Harganya Capai Rp 1 Jutaan per Kg, Apa Istimewanya?

Melihat harga kopi luwak bisa membuat mata terbelalak, dalam amat ya merogoh kantong.

Editor: Sinta Agustina
KOMPAS.COM/ENI MUSLIHAH
Sentra pengembangan kopi luwak di Gang Pekonan, Way Pengaku, Kota Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Lampung. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Melihat harga kopi luwak bisa membuat mata terbelalak, dalam amat ya merogoh kantong.

Kisarannya Rp 700.000 sampai Rp 1 juta per kilogram. Wah, wah.. fantastis sekali.

Bagi penikmat dengan cita rasa tinggi pastinya tak berpikir panjang untuk membelinya.

Tetapi buat penikmat biasa, mungkin perlu berpikir ulang.

Tapi tak perlu khawatir, biasanya penjual menyediakan kemasan yang mudah dijangkau penikmat kopi, sesuai dengan kocek kita.

Ya, baru-baru ini kami mendatangi sentra pengembangan produksi kopi luwak di Gang Pekonan, Way Pengaku, Kota Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Lampung.

Tepatnya di rumah penggagas kopi luwak asal Lampung Barat, Sri Wiyatmi (50).

Sri disebut-sebut orang pertama yang mengembangkan produksi kopi luwak di Lampung.

Tak heran, pengolahan kopi luwaknya dijuluki Ratu Kopi Luwak.

Kami melihat secara langsung bagaimana produksi kopi luwak sekaligus melihat kandang luwak itu sendiri.

2 dari 4 halaman

Setiap industri rumahan kopi luwak, biasanya mempunyai kandang luwak yang dipelihara sendiri.

Nah, kami di sana mendapat edukasi tentang luwak itu sendiri dengan masuk ke dalam kandang luwak.

Seperti di rumah Sri sendiri, ada 9 pasang luwak gang dipelihara Sri.

Setiap hari binatang tersebut memakan makanan yang bergizi laiknya manusia.

Pasangan luwak paling tua berusia 8 tahun.

"Biasanya luwak memiliki usia paling lama 14 tahun," kata Sri pada Minggu (10/12/2017).

Baginya, mengurus luwak itu sama seperti mengurus anaknya sendiri.

Perlu pendekatan yang baik untuk menjadikan luwak itu jinak.

Beberapa luwak telah berhasil dijinakkan, tetapi ada satu pasang masih liar dan bisa membahayakan manusia.

"Ngurus luwak itu perlu kesabaran dan mahal biayanya," ujar Sri. Dalam satu tahun untuk kebutuhan hidup luwak bisa menghabiskan biaya Rp 10 juta per ekor.

3 dari 4 halaman

Alasan lainnya kenapa harga kopi luwak itu mahal, menurut Sri, proses pembuatan kopi luwak membutuhkan waktu panjang.

Pertama, luwak hanya mau mengonsumsi biji kopi yang merah, matang sempurna.

Dalam sehari hanya berproduksi 1,5 ons sampai 2 ons.

"Dia hanya mau mengonsumsi yang sempurna. Sekali kami suguhkan biji kopi, itu pun masih banyak yang tidak dimakan," katanya.

Malamnya dikonsumsi, pagi harinya petugas membuka kandang mengambil kotoran luwak yang mengandung biji kopi.

Setelah itu dicuci sampai bersih, lalu dikeringkan, dipecah bijinya, disangrai sampai matang.

Selanjutnya dikemas baik dalam bentuk bijian maupun yang sudah ditumbuk atau digiling halus.

Jangan meragukan kebersihan dan kehalalan kopi luwak produksi Industri Rumahan Ratu Luwak ini.

Sri menjamin, higienis produk kopi luwak asal Lampung Barat sudah tersertifikasi.

Nah, setelah melihat langsung bagaimana kehidupan luwak dalam kandang dan melihat proses produksi secara langsung, kami disuguhi kopi fantastis itu.

4 dari 4 halaman

Sri menyajikannya dengan gula yang terpisah. Tersedia gula kelapa, gula aren dan gula pasir.

Memang kalau dicium, kopi luwak mempunyai aroma yang berbeda dari kopi biasa.

Buat kamu yang memiliki maag dan darah tinggi, minum kopi luwak tidak memicu peningkatan asam lambung. Aman pasti.

Berita ini telah dimuat di Kompas.com dengan judul Menengok Pengolahan Ratu Kopi Luwak di Lampung Barat.

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
Lampung BaratTribunTravel
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved