Breaking News:

Cerita Kelam di Balik Kawasan Prostitusi Amsterdam yang Dianggap Biasa Hingga Jadi Tempat Wisata

Pelacuran telah legal di Amsterdam sejak tahun 2000 dan sebagian besar warga berpegang teguh pada mitos 'pekerja seks akan bahagia'.

viralthread
Red Light Distric Amsterdam 

TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa pun yang pernah ke Amsterdam pasti tahu reputasi ibukota Belanda ini.

Disebut sebagai 'party city' atau 'kota pesta', pelacuran hingga ganja dilegalkan di Amsterdam.

Satu di antara yang paling terkenal adalah The red-light distric atau kawasan lampu merah yang ada di pusat kota amsterdam.

Banyak warga bahkan turis setiap hari melewati kawasan ini.

Di sana, mereka bisa melihat wanita dipajang dalam bingkai kaca dengan pakaian sangat minim.

Rumah bordil berderet sepanjang jalan, anak-anak hingga orang tua yang melewatinya pun merasa biasa-biasa saja.

Ya, tidak ada yang luar biasa di sana.

Pelacuran telah legal di Amsterdam sejak tahun 2000 dan sebagian besar warga berpegang teguh pada mitos 'pekerja seks akan bahagia'.

viralthread
viralthread

Wanita di balik bingkai kaca ini bisa menghasilkan US$ 485 dolar atau sekitar Rp 6,6 juta per hari dan dipandang sebagai pekerjaan terhormat.

Jangan dikira kawasan pelacuran di Amsterdam adalah tempat yang kumuh dan tinggi kriminalitas.

2 dari 3 halaman

Wanita yang 'dijajakan' di sini ada yang didatangkan dari Eropa Timur karena unsur paksaan.

Kini, semakin banyak penduduk lokal dan politisi memprotes rumah bordil dengan menyebut tempat ini sebagai 'pemerkosaan yang dikomersilkan'.

Mantan pekerja seks bernama Angelica telah membagikan ceritanya dengan harapan pemerintah bersedia turun tangan.

Pada usia 17 tahun, ia masuk dalam bisnis prostitusi dan menghabiskan waktu selama 5 tahun dalam bilik kaca yang sering disebut sebagai 'wanita jendela' di sebuah rumah pelacuran di Amsterdam.

viralthread
viralthread

Angelica adalah orang Rumania yang sangat percaya pada kekasihnya, seorang pria Inggris yang telah menyiapkan pekerjaan untuknya sebagai penata rambut di Amsterdam.

Ketika dia tiba, dia bertemu dengan klien pertamanya, tapi dia tidak diminta untuk mencukur rambut.

Paspornya diambil, dan pacarnya melunasi hutang keluarganya sehingga dia tidak dilaporkan hilang.

Di sana Angelica hanya menerima hanya $ 12 dolar per hari untuk makan.

"Ketika saya melihat rumah bordil dengan semua gadis di balik jendela, saya menangis, saya menangis sangat keras karena terlihat mengerikan, dan saya tahu itulah yang terjadi pada saya," ungkapnya.

Angelica diperkosa, dipukuli, dipaksa melakukan hubungan seks tanpa pengaman bahkan saat ia mengalami PMS, dipaksa melakukan aborsi.

viralthread
viralthread
3 dari 3 halaman

"Mucikari mengatakan kepada saya bahwa ini legal, mereka dapat melakukan apa yang mereka inginkan karena polisi ada di pihak mereka dan bukan berpihak pada saya," tambahnya.

Akhirnya, Angelica merasa cukup berani untuk menceritakan kisahnya kepada seorang staf salah satu organisasi anti-prostitusi yang berkeliling ke rumah pelacuran.

Kemudian seorang petugas polisi yang menyamar sebagai tamu dan Angelica mendapat bantuan darinya.

Kini, Angelica kembali ke Rumania tapi tinggal di hostel.
Sulit baginya untuk kembali pada keluarganya karena mereka percaya jika Angelica masuk ke dunia pelacuran atas kemauannya sendiri, seperti dilansir dari laman viralthread.com (20/2/2018).

Kawasan lampu merah tampaknya telah menjadi hal biasa di Amsterdam.

Namun, saat ini banyak organisasi dan aktivis yang akan berdemo dan mengkampanyekan menuntut rumah pelacuran menjadi ilegal.

Anggota parlemen Belanda Gert-Jan Segers pun mendukung aksi kampanye ini.

"Kawasan lampu merah adalah tempat yang buruk, sangat memalukan, dan ini membuat saya menangis. Kami baru saja menndapat cerita dari seorang pemandu wisata yang menceritakan cerita nakal dan lucu tentang tempat itu. Kenyataannya, tempat itu bagaikan pemerkosaan yang dikomersilkan," ungkap Segers.

Selanjutnya
Tags:
AmsterdamBelandaviralthread.com Beskap Andries Noppert
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved