Breaking News:

Viral di Instagram, Pendaki yang Ditinggalkan Rekannya di Gunung Singgalang Dalam Kondisi Cedera

Beberapa waktu terakhir, kabar duka datang dari sejumlah pendakian di Indonesia. Kabar terakhir datang dari Gunung Raung yang berlokasi di Jawa Timur.

Penulis: Sinta Agustina
Editor: Sinta Agustina
Dok. Pribadi Farah Vulcanoel dan Tim
Pendaki yang ditinggalkan rekannya di Gunung Singgalang, Sumatera Barat, dalam keadaan cedera di kaki dan tanpa logistik. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Beberapa waktu terakhir, kabar duka datang dari sejumlah pendakian di Indonesia.

Kabar terakhir datang dari Gunung Raung yang berlokasi di Jawa Timur.

Seorang pendaki meninggal dunia usai dikabarkan hilang selama lima hari di Gunung Raung.

Adalah Zaki Putra Andika (23), ditemukan meninggal di bawah Puncak Tusuk Gigi Gunung Raung, Minggu (4/2/2018).

Setelah Gunung Raung, kini giliran Gunung Singgalang di Sumatera Barat.

Melansir dari akun Instagram @urban.hikers, seorang pendaki bercerita mengenai pengalamannya di Gunung Singgalang.

"Selamat sore sobat semuanya. Seiring dengan kasus meninggalnya sahabat pendaki (semoga husnul khatimah)," kata pendaki bernama Farah Vulcanoel.

"Maka saya berinisiatif untuk membagikan kisah saya di Gunung Singgalang Sumbar, ceritanya mirip dengan kasus yang lagi hangat saat ini," lanjutnya.

Dalam ceritanya tersebut, Farah menjelaskan kronologis dua orang pendaki yang ditinggalkan rekan pendakiannya.

"Saya bersama rekan-rekan dalam perjalanan turun dari Puncak Singgalang. Saat itu tim kami paling terakhir turun, saya dan seorang rekan berada di barisan paling akhir. Saat itu hari sudah sore, kondisi Singgalang badai selama kami berada di sana," tulis Farah membuka ceritanya.

2 dari 3 halaman

Dalam perjalanan turun dari Puncak Singgalang, Farah dan rekan-rekannya melihat dua buah carrier di dekat bebatuan.

"Saat dalam perjalanan turun, di ketinggian 1.850 mdpl, saya melihat ada dua buah carier terletak di dekat bebatuan, saat itu sudah pukul 19.00. Saya minta teman saya untuk cek, dimana pemilik ransel itu," ungkapnya.

(Dok. Pribadi Farah Vulcanoel dan Tim)

Setelah dilihat, ternyata pemilik carrier adalah seorang wanita dan rekannya.

"Setelah saya bertanya banyak hal ke mereka, ternyata mereka punya rombongan kurang lebih 10 orang. Dan mereka ditinggal begitu saja oleh rombongan yang 10 orang itu dengan kondisi tanpa logistik, kondisi si cewek sudah cedera pada pergelangan kakinya," ujar Farah.

Farah pun menanyakan perihal logistik, sleeping bag, dan obat-obatan kepada dua pendaki tersebut.

"Saya tanya logistik, tidak ada. Saya tanya sleeping bag, tidak ada. Saya tanya obat-obatan, tidak ada. Saya tanya, trus ngapain di sini, pasrah jawabnya. Suhu saat itu terukur 19 derajat," kata Farah menceritakan.

"Telat satu jam saja saya bertemu mereka, saya gak tau apa yang terjadi lagi. Lalu saya minta ke teman-teman untuk mengambil kayu untuk membuat tandu darurat, dan kami membawa weebing. Saya menghubungi Kantor SAR Padang untuk menjemput mereka."

"Sementara menunggu rekan-rekan tim SAR datang, saya minta ke teman saya untuk mengejar tim terdekat dari kami yang ada di bawah untuk bergabung bersama kami, alhamdulillah mereka mau, dan langsung membuat air panas untuk dibuatkan kopi/teh."

"Lalu saya bentangkan matras, saya cek pergelangan kakinya yang sudah bengkak, dan sudah tidak sanggup untuk berjalan lagi," lanjut Farah menceritakan.

(Dok. Pribadi Farah Vulcanoel dan Tim)

Farah menambahkan, suhu tubuh korban menurun setiap 15 menit, sudah menunjukkan gejala hipotermia.

3 dari 3 halaman

Farah dan rekan-rekannya pun berinisiatif untuk memijit kakinya, memberikan teh hangat, dan menyelimuti dengan menggunakan jaket.

"Memastikannya tidak tidur, mengajaknya berbicara yang asik-asik. Pokoknya gak boleh tidur," ujar Farah.

Sekitar pukul 21.00 WIB, Farah dan rekan-rekannya mulai menandu korban.

(Dok. Pribadi Farah Vulcanoel dan Tim)

"Jumlah kami semua ada kurang lebih 21 orang, saya tidak pernah tau jumlah pasti, bersama yang ikut bergabung. Sampai pagi kita masih nandu, bergantian, sampai akhirnya bertemu dengan rekan-rekan kansar padang. Di jalur tikus, beberapa meter sebelum pintu rimba. Dan trek Singgalang itu bukanlah trek yang mudah, tidak banyak bonusnya," Farah menceritakan.

Farah bercerita, sesampainya di basecamp, ia melihat beberapa tenda.

"Ternyata mereka itulah rekan-rekan korban. Saya mau marah, tapi udah malas," ungkapnya.

Beruntung, korban dapat dievakuasi dengan selamat ke rumah sakit terdekat.

Atas kejadian ini, Farah menyarankan untuk melakukan persiapan sebelum mendaki.

"Jadi kalau mau mendaki, persiapkan diri sendiri. Kenali tim dengan baik. Hal-hal seperti ini banyak terjadi," tutup Farah dalam ceritanya yang dimuat di akun Instagram @urban.hikers. (TribunTravel.com/Sinta Agustina)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Gunung RaungGunung Singgalang
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved