Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Cinta bisa datang kepada siapapun dan di waktu yang tak terduga-duga.
Bahkan bisa jadi orang yang sama sekali asing dan belum kamu kenal itu adalah soulmate yang dikirim Tuhan kepadamu.
Atau bisa jadi cinta sejatimu pernah berpapasan denganmu di jalan, mal, atau, di rumah makan.
Semua pasti ada kemungkinannya.
Intinya, cinta adalah hal yang indah dan misterius.
Hal semacam inilah yang dialami oleh seorang wanita bernama Emmy Abrahamson.
Dikutip TribunTravel.com dari laman Life Buzz, wanita berusia 41 tahun ini berasal dari Swedia.
Namun, hidupnya seketika berubah saat mengunjungi seorang teman di Amsterdam pada 2006 silam.
Saat ia duduk di sebuah bangku sembari menunggu temannya, dunianya pun berubah.
Saat itu, Emmy didekati oleh seorang laki-laki bernama Vic Kocula.
Meski di sekitarnya sebenarnya ada jam besar, Vic tetap bertanya pada Emmy, jam berapa saat itu.
Segera setelahnya, Emmy menyadari ada sesuatu yang berbeda tentang Vic.
Emmy langsung tahu, Vic merupakan seorang tunawisma.
"Langsung saya bisa melihat, dia tidak memiliki tempat tinggal karena dia terlihat sangat kotor dan rambutnya, jenggotnya lebih lebat saat itu dan sangat kotor," katanya.
Terlepas dari kondisi lelaki ini, Emmy dan Vic pun mulai berbicara.
"Tapi kami mulai mengobrol, dan saya juga memperhatikan, dia memiliki mata cokelat terindah yang pernah saya lihat dan dia membuat saya langsung tertawa."
Emmy segera tertarik kepadanya.
Menurut Vic, perasaan tersebut saling bertimbal balik.
Vic juga tertarik kepada Emmy.
Ia mencintai bagaimana Emmy merasa nyaman dengan menjadi dirinya sendiri.
Vic juga nyaman menjadi diri sendiri di depan Emmy meski ia adalah seorang tunawisma.
Vic mendapati dirinya harus 'hidup menggelandang' setelah ia kehabisan uang saat melakukan perjalanan backpacking.
"Saya tidak melakukan semua yang ingin saya lakukan selama traveling ini, jadi saya hanya akan melanjutkan perjalanan tanpa uang," kata Vic.
"Waktu terus berlalu dan alkoholisme menjadi gaya hidup, dan itu menjadi suatu perubahan bertahap."
"Lalu, tiba-tiba suatu hari kulihat, aku sadar, oh Tuhan, aku menjadi pecandu alkohol tanpa rumah."
Meski begitu, Emmy menemuinya di tempat yang sama lima hari kemudian.
Mereka menghabiskan hari bersama, tapi Emmy harus kembali ke rumahnya di Wina, Austria.
Emmy pun memberi Vic nomor teleponnya, dan berharap dia menelepon karena tidak ada cara lain untuk bisa berhubungan dengannya.
Tiga minggu berlalu dan dia akhirnya menerima telepon yang dia tunggu-tunggu.
"Saya tidak tahu apakah saya akan pernah bertemu dengannya lagi."
"Maksud saya, saya harap saya bisa menemuinya lagi."
"Saya tidak dapat berhenti memikirkannya dan kemudian tiga minggu kemudian, waktu itu saya baru berulang tahun ke 30, dan saya menerima telepon pada Senin pagi."
"Ternyata itu adalah Vic yang mengatakan, 'Saya di sini sekarang',"kata Emmy.
Ternyata Vic berhasil memperoleh cukup uang untuk membeli tiket kereta api dan mengikuti Emmy sampai ke Wina.
Sekarang, pasangan itu telah bersama selama 10 tahun.
Setelah mendapat dukungan dari Emmy, Vic pun kuliah, dan sekarang menjadi insinyur mesin.
Emmy bahkan menulis sebuah buku berjudul, How to Fall In Love with a Man Who Lives in a Bush.
Buku ini menceritakan kisah cinta pasangan yang luar biasa.
Bahkan mengisahkan tentang bagaimana mereka menikah di sebuah kastil dan akhirnya memiliki anak kembar yang membanggakan.
Manis banget ya kisah Emmy dan Vic?
Melihat kisah ini, coba deh suatu saat nanti kalau kamu sedang di jalan, mal, restoran, atau di mana pun, perhatikan siapa yang mencoba untuk mengobrol denganmu.
Pasalnya, bisa jadi orang itu adalah cinta sejatimu!