Laporan Wartawan TribunTravel.com, Arif Setyabudi
TRIBUNTRAVEL.COM - Saat melakukan liburan di luar negeri, traveler wajib berhati-hati.
Jangan sampai traveler ditangkap saat melakukan traveling.
Seperti yang terjadi di Kamboja.
Kelompok turis yang berjulah 10 orang ditangkap oleh petugas di Siem Reap, Kamboja.
Mereka dituduh memproduksi gambar porno di sebuah villa.
Kepolisian setempat menangkap mereka di sebuah villa di Siem Reap.
Dalam foto yang dipublikasikan kepolisian setempat, mereka tampak berpakaian.
Namun terlihat mereka berpura-pura melakukan adegan yang dianggap porno.
Para turis mengklaim tidak bersalah atas tindakan mereka.
Ada lima turis dari Inggris yang ditangkap yaitu Brits Vincent Harley Robert Hook, Daniel Richard Leeming, Jone Thomas Alexander Jeffries, Billy Stevens, dan Paul Francis Harris.
Selain itu ada Ayub Robertus van der Wel, dari Belanda.
Ada juga dua warga Kanada Jessica Drolet, 25, dan Eden Koazoleas.

Mereka ditangkap bersama David Nikolaus Aleksandr Ballovarre dari Norwegia,dan Paul Martin Brasch dari Selandia Baru.
Mereka menghadapi hukuman satu tahun penjara.
Dia tidak melakukan kesalahan apa-apa, hanya bersenang-senang dan minum." tutur seorang ibu dari turis tersebut.
Seperti dilansir TribunTravel.com dari Mirror, dia mengatakan sangat mengerikan terjebak di Kamboja dengan tidak bersalah.
Sebagian besar kelompok tersebut adalah ekspatriat.
Namun beberapa diantaranya pelancong yang baru menghabiskan dia minggu di Kamboja.
"Jujur saja, ini benar-benar membingungkan, semua orang bingung, mereka menggerebek, mengumpulkan kita ada sekitar 80 sampai 100 orang di pesta ini, beberapa di antaranya adalah turis," tutur seorang yang ditangkap.
Menurutnya ada 30 orang petugas polisi yang menangkapnya.

Mereka mengatakan bahwa mereka telah tidur di lantai kantor di sebuah kantor polisi di Siem Reap selama berhari-hari.
Ia menekankan diperlakukan dengan baik oleh polisi setempat.
Sebuah pernyataan resmi Polisi Kamboja menyebutkan pornografi dan tariannya membuat mereka ditangkap.
Nah, traveler kasus ini bisa jadi pelajaran agar menghormati norma setempat saat traveling ke luar negeri.