TRIBUNTRAVEL.COM - Awalnya tempat ini hanyalah belantara pinur yang sangat sepi.
Tak pernah ada wisatawan yang berniat untuk menginjakkan kaki di sini.
Namun dua tahun belakangan ini lereng gunung Paras Desa Karangsambung, Kecamatan Karangsambung Kebumen kini mulai dilirik banyak wisatawan.
Bukit yang saat ini dinamai Pentulu Indah itu jadi serbuan wisatwan karena panoramanya.
Para pemuda Desa Karangsambung yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Paras Adi Prakarsa menyulap bukit itu menjadi objek wisata yang menarik.
Sebelum mencapai bukit, pengunjung telah dimanjakan pemadangan sawah dengan model berundak (terasering) di sisi jalan berkelok menuju puncak.
Pengunjung akan dibuat kagum dengan bentangan tebing yang tersusun dari batuan purba di sisi jalan tersebut.
Pepohonan pinus yang tumbuh bersaf-saf di bukit itu bukan hanya mecipta hawa sejuk, namun juga menyempurnakan keindahan alam bukit dengan karakternya yang khas.
"Pentulu itu kan artinya bukit kecil. Namun ini indah, sehingga dinamakan Pentulu Indah," kata Adman (35), pengurus Pokdarwis Paras Adi Prakarsa, Jumat (26/1/2018)
Memasuki gerbang wisata Pentulu Indah seperti mengawali perjalanan ke alam bebas.
Jalan menuju puncak dibangun di sela pepohonan pinus yang membentuk barisan rapi.
Pengunjung tidak perlu berkeringat untuk sampai ke puncak yang hanya berjarak sekitar 150 meter dari pintu masuk.

Sampai puncak bukit sama halnya mencapai puncak kepuasan.
Sejauh mata memandang, deretan perbukitan hijau tampak meliuk tanpa ada putusnya.
Lekukan perbukitan itu seperti memagari Gunung Sindoro dan Sumbing yang tampak gagah.
Menariknya, dari puncak bukit ini, pengunjung bisa menikmati fenomena matahari terbit (sunrise) yang muncul tepat di tengah antara dua gunung bersandingan itu.
Jika ingin merasakan sensasi lain, pengunjung bisa menaiki rumah kecil di atas pohon melalui anak tangga.
"Andalan wisata ini adalah view puncak, bisa lihat sunrise di tengah gunung Sindoro-Sumbing,"katanya
Yang membedakan tempat ini dengan destinasi puncak di tempat lain adalah bentang alamnya yang khas.
Deretan perbukitan dan lembah Karangsambung yang tampak utuh dari puncak itu adalah objek morfologi yang khas.
Singkapan bebatuan purba yang membentuk perbukitan itu tampak lamat-lamat.
Pengunjung bisa menyaksikan bekas lantai samudera pada seratusan juta tahun lalu, yang kini berubah hamparan daratan karena aktivitas pergerekan lempeng tektonik (subduksi).
Pengunjung serasa berdiri di dasar samudera dengan jejak-jejaknya yang masih kentara.
"Karena ini masuk kawasan cagar alam geologi, jadi bentang alamnya unik," katanya
Sejak dibuka 2015 lalu, objek wisata yang bisa ditempuh sekira 20 kikometer dari kota Kebumen ini semakin ramai dikunjungi wisatawan.
Parno, petugas wisata di lapangan mengatakan, Pentulu Indah rata-rata dikunjungi 50 orang perhari.
Pada akhir pekan atau hari libur, jumlah kunjungan meningkat mencapai 200 hingga 300 orang perhari.
Tiket masuk destinasi alam ini terbilang murah, yakni Rp 5 ribu perorang.
"Rata-rata perbulan ada 2 ribu orang berkunjung ke sini,"katanya
Wisata ini dibuka melalui kerjasama dengan Perhutani yang menguasai lahan tersebut.
Dari izin pemanfaatan lahan 20 hektar, pengelola baru bisa memanfaatkan 5 hektar lahan di antaranya untuk objek wisata Pentulu Indah.
Pihaknya juga berencana mengembangkan objek wisata lain berbasis religi.
Makam Ki Hajar Welaran, tokoh pemimpin pertempuran melawan Belanda di era kolonial yang terletak di puncak bukit Paras akan dibuka untuk peziarah umum.

Wisata religi itu akan melengkapi destinasi Pentulu Indah yang sudah mulai dikenal masyatakat luas.
"Kami mengembangkannya perlahan-lahan karena modal terbatas,"katanya
Objek wisata Pentulu Indah berada di kawasan Cagar Alam Nasional Geologi Karangsambung.
Selain menikmati pemandangan alam, pengunjung bisa memperluas wawasan kebumiannya dengan mampir di Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di jalan raya Karangsambung, Desa Karamgsambung.
Di komplek kampus LIPI itu, pengunjung bisa melihat sekaligus mempelajari 50 lebih sampel bongkahan batuan purba berusia puluhan juta tahun yang dipajang terbuka di taman kampus.
Bebatuan itu diambil dari kawasan cagar alam untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
Berita ini telah dimuat di TribunJateng.com dengan judul Melihat Jejak Lantai Samudera dari Bukit Pentulu Indah Karangsambung Kebumen