Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Anjing sejak dulu dikenal sebagai binatang yang setia.
Kesetiaannya dan royalitas yang tunjukkan hewan berbulu ini memang tak diragukan lagi.
Banyak kisah-kisah yang menceritakan betapa setianya mereka pada pemiliknya.
Bahkan meski sang pemilik sudah tiada sekalipun.
Seperti kisah anjing yang bernama Hachiko ini.
Anjing yang tinggal di Akita, Jepang ini rela menunggu pemiliknya selama 9 tahun setiap hari sampai kematiannya.
Dilansir TribunTravel.com dari laman thevintagenews.com, Hachiko duduk di tempat yang sama dan waktu yang sama untuk menunggu pemiliknya datang ke rumah.
Dia tidak tahu jika sang pemilik sudah meninggal di tempat kerjanya dan tak akan pernah kembali untuk selama.
Adalah Hidesaburo Ueno, seorang profesor di Universitas Tokyo bidang ilmu pertanian, pada 1924 berniat menemukan pendamping yang setia untuk dirinya sendiri.
Dia menginginkan seorang teman yang bisa menghilangkan kesepian.
Akhirnya Ueno memutuskan untuk mencari anak anjing.
Namun dia tidak ingin anjing biasa, Ueno ingin anjing yang cerdas, mandiri, dan tak kenal takut,.
Akhirnya dia memilih anjing ras Akita yang dikenal tangguh dan langka.
Butuh waktu lama bagi Ueno untuk menemukan anjing yang sempurna.
Dibantu muridnya, Hirokichi Saito, mereka melakukan penelitian dan menemukan 30 anjing ras murni Akita yang tersisa di Jepang.
Setelah perjalanan panjang, Ueno akhirnya mengadopsi anjing yang dia temukan di Odate, sebuah kota di Perfektur Akita.

Seperti yang disarankan, dia memiliki anjing itu dan menainya Hachiko.
Sejak saat itu keduanya seperti tak terpisahkan.
Hachiko seolah hadir untuk menjadi teman sejati Ueno.
Persahabatan keduanya tumbuh dengan baik.
Setiap pagi Hachiko akan menemani Ueno melakukan perjalanan menuju stasiun kereta Shibuya di pusat kota Tokyo.
Pada sore harinya, Hachiko biasanya akan menjemput majikannua di stasiun.
Kebiasaan ini berlangsung selama hampir 2 tahun.
Sampai kemudian pada 21 Mei 1925, majikan yang ditunggunya tak kunjung datang.
Ternyata Ueno tewas mendadak akibat pendarahan otak di kampus tempat dia mengajar.
Sejak saat itu, istri Ueno yang tak mampu merawat Hachiko, memilih menyerahkan anjing itupada mantan tukang kebunnya.
Dimana Hachiko mendapat keluarga baru.
Meski demikian, anjing ras Akita itu masih setia pada pemilik lamanya.
Dia terus pergi ke stasiun kereta api setiap pagi dan sore hari, tepatnya di tempat yang sama dan waktu yang sama ketika kereta akan memasuki stasiun.
Anjing itu seolah tak sadar jika penantiannya sia-sia, sebab Ueno tak mungkin akan kembali.

Tak mudah bagi Hachiko menunggu majikannya.
Pada tahun-tahun pertama, banyak orang yang menganggapnya anjing liar dan takut menyerang orang lain.
Sehingga saat Hachiko datang pasti ada petugas yang berusaha mengusirnya.
Sampai kemudian pada 1932, mantai mahasiswa Ueno yang juga seorang jurnalis, melihat Hachiko.
Dia penasaran, sebab anjing itu selama berada di waktu dan tempat yang sama setiap hari.
Rasa penasarannya itu membuatnya memutuskan untuk membuntuti kemana Hachiko pergi.
Dia kemudian bertemu dengan mantan tukang kebun keluarga Ueno, Kuzaboro Kobayashi.
Di sana dia mendapatkan informasi lengkap tentang kisah kesetiaan hachiko.
Setelah mendengar kisah itu, dia langsung menuangkannya dalam sebuah artikel surat kabar utama di Jepang.

Segera, Hachiko menjadi inspirasi nyata bagi semua orang.
Banyak orang di seluruh negeri belajar dari dia.
Orang-orang datang ke stasiun untuk menyaksikan Hachiko dengan mata kepalanya sendiri.
Sejak saat itu, Hachiko kemudian di sebagai “Chuken-Hachiko”, yang berarti “Hachiko -. Anjing yang setia” .
Pada 1934, mereka bahkan membangun patung Hachiko di depan stasiun kereta api Shibuya, dengan Hachiko hadir sebagai tamu utama di pembukaan.
Sayangnya, setahun kemudian, pada 8 Maret 1935, Hachiko meninggal di stasiun, masih menunggu temannya tiba.
Dia menderita kanker terminal.
Hachiko akhirnya dimakamkan tepat di samping tuannya di Pemakaman Aoyama di Tokyo.
Anjing malang itu memang sudah meninggal, tapi ceritanya, kisah Hachiko, anjing yang tidak pernah menyerah, meraih perhatian dunia.
Sepanjang tahun, banyak orang menulis buku tentang Hachiko dan pada 2009, sutradara Lasse Hallström membuat sebuah film berjudul Hachi: A Dog Tale , yang dibintangi Richard Gere dan Joan Allen.

Untuk memperingati 90 tahun kematiannya, Universitas Tokyo, di mana Hidesaburo Ueno memberikan kuliah dan meninggal, membangun sebuah patung perunggu Ueno dan teman anjingnya.
Patung berada di luar pintu masuk utama dekat Todai-Mae, yang mewakili kesetiaan dan keluarga.