Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang tidak diperbolehkan naik pesawat terbang.
Satu di antara alasannya adalah persoalan barang bawaan.
Hal inilah yang dialami seorang penumpang pesawat terbang maskapai asal Inggris.
Dikutip TribunTravel.com dari laman Travel and Leisure, seorang pria bernama Ryan Carney Williams ditolak naik pesawat terbang British Airways minggu lalu.
Alasannya adalah karena Ryan mengenakan terlalu banyak pakaian.
Lelaki yang juga memiliki akun Twitter dengan nama @RYAN_HAWAII ini berusaha memainkan sebuah 'trik' yang biasa dilakukan oleh traveler irit untuk menghindari tarif bagasi tambahan di Keflavik International Airport, Islandia.
Ketika Ryan tiba di bandara untuk penerbangan pulang ke London, tas jinjingnya sudah terlalu penuh.
Menurut Ryan, ia juga sudah bertanya apakah ia akan diperbolehkan naik pesawat jika ia mengambil pakaian-pakaiannya dari dalam tas dan mengenakan beberapa lapis baju agar tidak membayar tarif bagasi sebesar 124 dolar AS atau setara dengan Rp 1,6 juta.
Ryan mengaku ia tak sanggup membayar tarif bagasi sebesar itu.
Menurut Ryan, agen gate British Airways telah menyetujuinya, dan Ryan pun mengenakan beberapa lapis baju.
Termasuk 8 potong celana panjang dan 10 buah kaos.
Namun, saat ia kembali ke meja para agen, 'boarding pass-nya masih ditolak', tulisnya dalam Twitter.
Petugas maskapai pun memanggil staf keamanan untuk menggiring Ryan dari mejanya saat traveler itu menolak pergi.
Menurut laporan setempat, dia dipisahkan dari antrian lainnya dan ditahan oleh polisi.
Ryan mengklaim, dia diperlakukan tidak adil karena profil rasialnya.
Perlu diketahui, Ryan memang lelaki berkulit gelap.
Dalam sebuah pernyataan kepada The Telegraph, British Airways mengatakan, "Keputusan untuk menolak penumpang untuk terbang sama sekali tidak didasarkan pada masalah ras atau warna kulit."
"Kami tidak mentolerir perilaku mengancam atau kasar dari penumpang manapun, dan akan selalu melakukan tindakan yang sesuai."
Maskapai tersebut mengatakan, pihaknya telah menjelaskan "kebijakan kepada pelanggannya, dan mengatur penerbangan alternatif ke London."
Namun saat Ryan datang untuk ikut "penerbangan alternatif" dari maskapai easyJet keesokan harinya, dia juga ditolak lagi.
Maskapai tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan, "kapten dan para kru di darat mengkhawatirkan laporan dari hari sebelumnya sehingga kami memberikan pengembalian dana dan dia (Ryan, red) harus terbang dengan maskapai lain."
Ryan pun menerima pengembalian dana (refund) dari British Airways dan easyJet.
Akhirnya, ia dapat terbang ke Inggris dengan penerbangan Norwegian Air keesokan harinya.