Breaking News:

Sindrom Post Holiday Blues, Depresi Usai Liburan yang Bisa Diatasi dengan Cara-cara Ini

Andai bisa memutar waktu, tentu kamu ingin sekali kembali ke masa liburan dan memperpanjangnya?

Ilustrasi 

TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa yang tidak suka liburan?

Hanya di waktu liburan traveler bisa memaksimalkan waktu untuk bersantai dan beristirahat.

Namun, ada satu hal yang paling tidak menyenangkan dari liburan.

Ya, saat liburan harus berakhir.

Bawaannya pun jadi murung dan uring-uringan.

Andai bisa memutar waktu, tentu kamu ingin sekali kembali ke masa liburan dan memperpanjangnya?

Musim liburan yang membahagiakan bisa berubah jadi kesedihan setelah kita harus kembali ke rutinitas awal.

Usai liburan, kamuharus mulai membereskan barang-barang sisa liburan, merasakan lelah, dan tidak siap menghadapi kenyataan untuk kembali bekerja esok hari.

Nah,jika kamu merasa kaget, murung, bahkan depresi setelah liburan, bisa jadi traveler terkena sindrom post holiday blues.

Sindrom ini merupakan kondisi emosional yang dirasakan setelah menikmati liburan.

2 dari 4 halaman

Yang menjadi penyebab kamu merasa murung bisa jadi karena dua hal, yaitu merasa liburanmu sangat menyenangkan namun harus diakhiri, atau kamu hanya ingin ada di masa liburan daripada kembali bekerja.

Sindrom ini mirip dengan seasonal affective disorder (SAD), yaitu gangguan emosional yang terjadi pada waktu-waktu tertentu, sama halnya dengan sindrom setelah menikah yang merasa ‘kaget’ saat euforia pernikahan berakhir.

Maka, tak heran banyak dari kamu yang merasakan murung atau depresi setelah liburan.

Dikutip dari The New Daily, menurut Dr. Melissa Weinberg, seorang psikolog dari San Francisco, saat kamu mengalami liburan yang menyenangkan, sebenarnya itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh otak.

Seburuk apapun pengalaman liburanmu, otak hanya akan merekam bagian yang kamu nikmati ketimbang pengalaman buruk.

Entah kamu menikmati atau tidak masa liburan, otak akan tetap menerima liburan sudah lewati.

Pasalnya, otak dirancang untuk merekam berbagai kegiatan yang dilakukan secara konsisten, seperti kebiasaan bekerja yang sehari-hari dilakukan.

Termasuk saat berlibur, kondisi emosionalmu akan terbiasa untuk menikmati istirahat.

Jadi, saat kembali menghadapi pekerjaan, otak akan ‘kaget’ dan kembali menyesuaikan setelah keadaan setelah berubah.

Apa yang kamu alami ini merupakan normalisasi pasca liburan.

3 dari 4 halaman

Apa tanda depresi setelah liburan?

Gejala sindrom post holiday blues sebenarnya mirip dengan depresi biasa, di antaranya:

Sakit kepala, Insomnia, Gelisah, Penambahan atau penurunan berat badan, Agitasi, dan aktivitas motorik yang berlebih akibat ketegangan.

Untungnya sindrom ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Sebab, sindrom ini tidak berlangsung lama, hanya di minggu awal pascaliburan.

Namun bagi sebagian orang, ini bisa berlangsung lama hingga membutuhkan konseling dan dukungan keluarga untuk mengatasinya.

Cara mengatasi rasa murung dan depresi setelah liburan

1. Istirahat

Merasa lelah usai liburan membuat kamu memandang kenyataan sebagai hal yang suram.

Nah, kamu bisa mengatasinya dengan meluangkan waktu untuk santai dan melakukan me-time dengan membaca buku atau menonton film.

4 dari 4 halaman

Hal ini bisa memberikan udara segar sebelum menjalani hari baru pasca liburan.

2. Latihan pernapasan

Menurut Anna Hamer, seorang psikolog, tekanan untuk memulai kebiasaan baru dapat diminimalisir dengan olah pernapasan.

Tarik napas dalam-dalam dengan pernapasan perut, lepaskan napas panjang sambil mengucapkan mantra positif.

Kamu juga bisa sambil membayangkan tempat liburan favoritmu.

Hal ini akan membantu traveler kembali ke keadaan yang tenang dan penuh energi untuk memulai aktivitas.

3. Perhatikan asupan makanan

Selama liburan, biasanya kamu makan terlalu banyak sesuka hati.

Menurut Dr. Eric Hollander, Direktur Program Compulsive, Impulsive, and Anxiety Disorder dari Mount Sinai School of Medicine di New York, menyarankan agar kembali menjaga pola hidup sehat usai berlibur.

Berikut adalah beberapa nutrisi yang baik untuk kamu konsumsi:

Asam amino.

Makanan yang mengandung asam amino tryptophan seperti pada unggas, brokoli, susu, keju, daging rendah lemak, telur, dan kacang kedelai dapat memicu produksi serotonin yang bisa memberikan sensasi nyaman, tenang, dan rileks pada otak.

Karbohidrat.

Konsumsi karbohidrat dapat membuat pikiran menjadi lebih tenang karena adanya kandungan gula yang mendorong asam amino tryptophan ke dalam otak secara cepat. 

Serotonin inilah yang memberikan rasa nyaman pada tubuh.
  

Vitamin dan mineral.

Nutrisi penting lainnya seperti kalsium, magnesium, zinc, dan asam lemak omega bermanfaat untuk membangun protein, vitamin C, E, dan B kompleks, serta zat besi.

Berbagai macam vitamin dan mineral ini yang mampu membuat Anda lebih rileks dan stabil.

Berita ini telah dimuat di Kompas.com dengan judul Depresi Usai Liburan? Mungkin Itu Sindrom Post Holiday Blues

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
TribunTravel.comIndonesia
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved