Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Sebagian dari kita beranggapan jika piranha sebagai makhluk paling mematikan di sungai Amazon.
Kenyataannya ada makhluk yang lebih mengerikan dibanding ikan bergigi runcing ini.
Tak cuma mampu melenyapkan seluruh penghuni sungai, juga mampu merusak apa pun yang jatuh ke dalam Amazon.
Termasuk manusia yang tanpa sengaja tenggelam di sungai itu.
Dilansir TribunTravel.com dari laman en.goodtimes.my, para ilmuwan telah menemukan spesies kerang baru.
Kerang emas, begitu panggilannya, telah menjadi ancaman besar-besaran bagi sungai Amazon.
Sejak kedatangan pertama di perairan Amazon, kerang emas telah mengubah rantai makanan dan membunuh banyak makhluk air dan menyumbat pipa air.
Kerang emas dapat melepaskan toksin yang dapat menyebabkan toksik mekar alga, suatu kondisi di mana dia bisa sangat menurunkan kadar oksigen dalam sungai, sehingga membunuh ikan.
Padahal sungai Amazon menjadi rumah bagi populasi spesies ikan air tawar terbesar di dunia.
Dan keberadaan kerang emas ini menjadi ancaman besar bagi ikan yang ada di sana.
Tak cuma bagi penghuni perairan, kerang ini juga dilaporkan telah menyumbat pembangkit listrik, pipa industri, dan pusat-pusat pengolahan air.
Perkiraan USD 20. 000 setara Rp 260 juta kerugian dilaporkan setiap hari karena kerusakan yang dilakukan oleh spesies ini.
Demetrio Boltovskoy dari University of Buenos Aires memperingatkan jika kerang dapat mencapai pipa air tiap rumah yang ada di sekitar sungai.
Dia telah mempelajari kerang emas selama 20 tahun dan menyadari ancaman potensi dapat merusak ekosistem.
Apalagi kerang emas dikenal mampu hidup dilingkungan air manapun dengan suhu, tingkat keasaman, dan salinitas apapun.
Kerang ini juga dapat memperbanyak jumlahnya dalam waktu singkat.
Berasal dari China, kerang ini sampai ke Argentina dengan menempelkan diri pada kapal-kapal pada 1990an.
Mereka dengan cepat menjadi penghuni di sungai Amazon.
Ilmuwan dan profesor di Universitas Federal Rio de Janeiro, Mauro Rebelo percaya jika solusi terbaik untuk menghentikan populasi kerang dengan mempelajari cara hidupnya.
Dia tak menyarankan pemberian racun di sungai, sebab dapat membahayakan spesies ikan lainnya.
Sementara kerang yang menjadi objek justru memiliki kemampuan untuk mendeteksi racun dan menutup cangkang mereka selama berminggu-minggu untuk bertahan.
Boltovsky mengatakan “Saya pikir solusinya adalah belajar untuk hidup dengan kerang, dan belajar untuk memanfaatkannya."
"Di alam liar, kami telah kalah. Kerang ini benar-benar kuat," tambahnya.