Laporan Wartawan TribunTravel.com, Tertia Lusiana
TRIBUNTRAVEL.COM - Meninggalkan pekerjaan demi sesuatu yang kita cintai merupakan hal berat.
Apalagi jika itu berada di negara yang bukan asal kita.
Namun tidak demikian dengan Carlos Ferrandiz (37).

Pria asal Spanyol yang telah 7 tahun berprofesi sebagai pengacara ini bahkan rela tinggalkan semua kemewahannya demi cinta.
Cintanya kepada Sumbawa, Indonesia membuat Carlos memilih menetap di sana.
Hal ini bermula saat Carlos liburan di Sumba pada 2011 dan tak sengaja bertemu dengan anak yang tak bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Sejak saat itu, dia memutuskan untuk meninggalkan karir, keluarga, dan teman-temannya untuk memilih menetap di Indonesia.
Bukan sebagai wisatawan, namun dia mengabdikan hidupnya untuk masyarakat Sumba.
Dia berjanji akan mengajar anak tersebut bahasa Inggirs.

Dilansir TribunTravel.com dari wibsite resminya proyectoharapan.org, Carlos mendedikasikah seluruh hidupnya untuk proyek Harapan (nama sebuah projeknya) yang bergerak dalam bidang kemanusiaan, memberikan pendidikan, dan pertolongan pada masyarakat Sumba terutama di Desa Hu'u.
"Sejak saya kecil, orang tua saya telah menanamkan dalam diri saya pentingnya membantu orang lain, membawa saya sejak saya berusia 6 tahun untuk membantu pekerjaan kemanusiaan, khususnya di dapur umum dan rumah-rumah penyandang cacat fisik dan mental," katanya.
Itulah yang memotifasi Carlos untuk memberikan pendidikan di Sumbawa yang mayoritas sangat sangat tertinggal dibandingkan darah lainnya.
Sebelumnya Carlos pernah pergi ke Indonesia tepatnya di Bali pada 2007.

Menurtnya Bali adalah pulau yang luar biasa dan dapat mengembangkan perekonomian sangat pesat, apalagi dalam segi pariwisata.
Dan itu tak terjadi di Sumbawa.
Bahkan orang Sumbawa tak tau bagaimana cara mengeksploitasi pariwisatanya.
Padahal pesona alamnya tak kalah di banding Bali dan tentu saja itu bisa meningkatkan perekonomian mereka.
Satu anak kecil yang pertama kali ia temukan di sana hanya bisa berbicara dengan bahasa daerahnya dan beberapa kata Inggris.
"Ini sangat mengejutkan saya, karena itu merupakan satu-satunya bahasa yang mereka bisa ucapkan dengan pariwisata kecil yang ada di pulau ini, mereka tak bisa memanfaatkan ekonomi pariwisatanya," jelas Carlos.

Di Sumba, Carlos tak hanya mengajarkan bahasa Inggris, dia juga memberikan pelajaran bahasa Indonesia, melatih surving, dan menolong masyarakat yang sakit untuk pergi ke kota.
Hal itu membuat Carlos puas, karena setiap hari makin banyak anak yang datang untuk belajar.

“Awalnya sangat sulit bagi saya untuk dapat berbaur bersama mereka. Bahkan, bagi saya, sebagian dari mereka seperti monster. Namun, pelan-pelan saya mulai melihat mereka menggunakan hati, bukan hanya mata. Hal yang saya lakukan di Indonesia sekarang sebenarnya tidak terlepas dari ajaran orangtua saya."
Selama 6 tahun Carlon di Indonesia semuanya tak semudah yang ia bayangkan.
Banyak masalah yang datang bertubi-tubi.
Namun menurutnya Tuhan selalu membantunya sedikt demi sedikit.

“Awalnya dimulai dari pendidikan, yaitu mengajari anak-anak Bahasa Inggris, Matematika, Geografi. Selanjutnya saya melihat banyak anak-anak yang membutuhkan perawatan kesehatan yang layak. Saya berpikir untuk membantu semua anak sakit di sana, yang jumlahnya lebih dari 1.200 anak, dengan cara memberikan bantuan untuk pergi ke rumah sakit dan membayar uang kesehatannya."
Hatinya yang mulia membuat dia sangat dicintai masyarakat Sumba.
Carlos bahkan siap untuk pindah di Indonesia.

Dikutip TribunTravel.com dari satu acara di stasiun TV swasta Kick Andy, Carlos bahkan pernah menolong penderita tumor hingga sembuh total.
Debi, bocah yang ia tolong padahal bukan warga Desa Hu'u dan berjarak jauh dari sana.
Ia didiagnosa terkena tumor seberat 8 kilogram pada kakinya.
"Orangtuanya pun malu jika masyarakat melihatnya. Saya bawa Debi ke beberapa rumah sakit agar mendapatkan solusi. Beberapa dokter bilang harus mengamputasi kakinya, tapi saya tidak mau mendengarnya," kata Carlos.

Carlos masih tetap bersih keras bahwa Debi bisa sembuh tanpa diamputasi.
Alhasil dia membawa Debi ke Bali dan di sana dia Debi mendapatkan tanganan intensif.
Sekarang Debi bisa berjalan dan hidup normal seperni anak-anak pada umumnya.
Lebih menyentuhnya lagi semua biaya ditanggung oleh Carlos.
Menurutnya seluruh biaya pengobatan dan biaya inapnya memakan dana Rp 120 juta.

Betapa mulianya pria Spanyol ini.
Jika warga negara asing saja bisa begitu cinta dengan Indonesia dan rela berkorban, masa kita yang ada di Indonesia tak bisa melakukan sedikit kebaikan?