Breaking News:

Akibat Pembangunan Kota, Reruntuhan Situs Kuno di Negara Bagian Amerika Selatan Ini Semakin Terdesak

Peru merupakan sebuah negara di Amerika Selatan yang sangat kaya akan peninggalan peradaban kunonya.

dailymail.co.uk
Reruntuhan Situs Kuno 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiara

TRIBUNTRAVEL.COM - Peru merupakan sebuah negara di Amerika Selatan yang sangat kaya akan peninggalan peradaban kunonya.

Ada sekitar 46.000 situs-situs prasejarah tersebar di wilayah negara tersebut, dan 400 di antaranya ada di ibu kotanya, Lima.

Namun, sayangnya, keberadaan situs-situs prasejarah di Lima ini semakin terdesak dan tergusur akibat pembangunan kota yang semakin pesat.

Dikutip TribunTravel.com dari laman Daily Mail, situs-situs peninggalan suku Inca serta sisa-sisanya kini dikelilingi oleh bangunan-bangunan modern, dan bahkan ada banyak yang sudah dihancurkan.

Pasalnya, seiring perkembangan populasi penduduk, banyak dibangun infrastruktur untuk memenuhi kebutuhannya, seperti jalan-jalan raya, sekolah, permukiman, dan bahkan stadium.

Belum lagi ada bangunan-bangunan apartemen dan gedung tinggi yang mengelilingi situs-situs bersejarah tersebut.

Meski memiliki ribuan situs peninggalan suku Inca, menurut data resmi yang ada, Pemerintah Peru 'menggelontorkan' dana yang hanya mampu melindung sekitar 1 persen dari keseluruhan jumlah situs berharga tersebut.

Bahkan sebagian besar reruntuhan dan puing-puing malah terbengkalai dan menjadi tempat pembuangan sampah.

Adanya perkembangan urban pertama di Kota Lima pada abad ke-20 disertai dengan penghancuran besar-besaran situs-situs pra-kolonial yang telah ada ribuan tahun sebelum bangsa Spanyol menduduki Amerika Selatan.

2 dari 3 halaman

Penasaran seperti apa kondisi terdesaknya situs-situs kuno di Peru akibat perkembangan kota?

Kamu bisa simak foto-fotonya berikut.

1. Situs La Luz yang berdampingan dengan lapangan sepakbola.

(dailymail.co.uk)

2. Situs arkeologis Pachamachac yang terdesak oleh permukiman distrik Lurin, di Lima, Peru.

(dailymail.co.uk)

3. Lapangan basket yang dibangun dekat situs arkeologi Limatambo.

(dailymail.co.uk)

4. Situs arkeologi Pucllana dikepung oleh pemukiman penduduk dan perkotaan distrik Miraflores, Lima, Peru.

(dailymail.co.uk)
(dailymail.co.uk)

5. Situs arkeologi Pucllana pun terbagi oleh Independence Street di distrik Miraflores.

(dailymail.co.uk)

6. Situs Puruchuco di distrik Ate dijadikan lapangan sepakbola oleh penduduk setempat.

Karena distrik tersebut tidak memiliki banyak tempat rekreasi publik.

(dailymail.co.uk)

7. Gedung-gedung apartemen yang menjulang tinggi 'mengepung' situs arkeologi Huantinamarca di sepanjang jalan Pacifico Avenue di Lima.

(dailymail.co.uk)
3 dari 3 halaman

8. Situs arkeologi Huantile (kanan) dikelilingi oleh apartemen dan pasar di Cercado de Lima, Lima, Peru.

(dailymail.co.uk)

Saat ini, sekelompok kecil arkeolog dan pejabat meningkatkan upaya untuk membalikkan jalur dan melestarikan situs yang terdesak oleh perkembangan kota.

Bahkan mereka mengadakan sebuah kampanye untuk menguatkan kembali hubungan keterikatan masyarakat Peru dengan warisan tanah leluhur mereka.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melindungi warisan budaya yang ada di Peru.

Seorang arkeolog dari University of Warsaw, Krzysztof Makowski, yang telah memimpin penggalian di Peru selama 30 tahun, mengatakan butuh lebih dari sekadar uang untuk melindungi situs tersebut.

"Museum harus ikut menyelidiki dan hal yang sama berlaku untuk universitas," kata Makowski. "Bila ada orang-orang yang memiliki minat atau rasa ketertarikan (terhadap situs bersejarah), maka akan lebih mudah untuk melindungi warisan budaya tersebut."

Selanjutnya
Sumber: Tribun Timur
Tags:
PeruLimaAmerika Serikat Quincy Jones Pager (Beeper) Odeng
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved