Breaking News:

Berdampak Siaga Cuaca Ekstrem 3 Hari ke Depan, Inilah Asal Usul Nama Badai Cempaka

Badai Cempaka muncul di Indonesia dan mengakibatkan siaga cuaca ekstrem selama tiga hari mulai Senin (27/11) kemarin. Kenapa dinamakan badai Cempaka?

BMKG
Siklon Tropis (badai) Cempaka akan terjadi tiga hari ke depan (28-30 November 2017) di pulau Jawa. 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiara

TRIBUNTRAVEL.COM - Baru-baru ini, ada badai yang terbentuk dan mengakibatkan sejumlah kerugian besar baik secara materi maupun non-materi.

Badai-badai tersebut punya nama yang bagus, misalnya Sandy, Katrina, Harvey, Irma, Jose, dan masih banyak lagi.

Sementara di Indonesia, menurut pantauan BMKG, muncul siklon tropis Cempaka pada Senin 27 November 2017 pukul 19.00 WIB di kawasan yang sangat dekat dengan pesisir selatan Pulau Jawa.

Siklon tropis Cempaka mengakibatkan siaga cuaca ekstrem selama tiga hari mulai Senin (27/11) kemarin.

Dampak yang ditimbulkan siklon tropis Cempaka meliputi potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di sejumlah daerah di Bali, Nusa Tenggara Barat, Jawa, hingga Sumatera bagian selatan.

Melihat penamaan badai dan siklon tropis tersebut, tentu membuat kita penasaran kok bisa dinamakan seperti itu?

Ternyata ada beberapa alasan di balik penamaan badai ini.

(nasa.gov)

Dikutip TribunTravel.com dari beberapa sumber, badai tropis diberi nama dengan menggunakan metode standar yang kini disusun oleh Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO).

Sebelumnya, daftar badai di Atlantik awalnya diciptakan oleh National Hurricane Center pada tahun 1950-an.

2 dari 3 halaman

Praktik penamaan badai (siklon tropis) telah ada sejak beberapa tahun lalu.

Hal ini untuk membantu proses identifikasi badai sebagai bagian dari sistem peringatan terhadap bahaya.

Pemberian nama juga bertujuan untuk lebih mudah diingat, terutama bagi media yang melaporkan siklon tropis yang terjadi.

Selain itu, nama juga bertujuan untuk mengurangi risiko kesalahan identifikasi, dibandingkan informasi koordinat, maupun penggunaan angka atau istilah teknis.

Pada 1950an, NOAA atau National Oceanic and Atmospheric Organization menggunakan nama feminim untuk menamakan badai.

Namun, pada akhir 1970an, sistem penamaan badai dengan nama maskulin dan feminim diperkenalkan karena adanya alasan seksis.

Kemudian dibuatlah sebuah daftar metode penamaan standar yang diajukan oleh NHC, kemudian dipelihara dan diperbarui oleh WMO.

Ada enam daftar nama badai yang dibuat dalam urutan abjad (kecuali huruf Q, U, X, Y, dan Z) dan merupakan nama-nama perempuan dan laki-laki secara bergantian.

Keenam daftar nama badai itu digunakan secara berulang setiap enam tahun.

Sementara khusus untuk badai yang mengakibatkan kerusakan dan terbilang mematikan, namanya tidak akan dipakai lagi dan diganti dengan nama baru sesuai abjad pada huruf awal nama badai yang diganti.

3 dari 3 halaman

Hal ini dikarenakan adanya alasan sensitivitas.

(britannica.com)

Ternyata tidak hanya NHC saja lho yang berhak menamai siklon tropis.

Divisi Tropical Cyclone Warning Center atau yang disingkat TCWC di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia juga punya hak memberikan nama siklon tropis.

TCWC BMKG bertugas memberi nama pada siklon tropis yang terbentuk di titik koordinat 0-10 derajat LS dan 90-125 derajat BT.

TCWC BMKG sudah menyusun nama-nama siklon yang diambil dari nama-nama bunga, seperti Flamboyan, Anggrek, dan Cempaka.

Selain itu, ada sejumlah nama buah untuk menamai siklon tropis, seperti Anggur, Belimbing, dan Duku.

Itulah alasannya, kenapa luar negeri punya Badai Harvey, Jose, Irma, Katrina, dan Indonesia punya siklon tropis Cempaka.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
CempakaBMKGIndonesia
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved