Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sri Juliati
TRIBUNTRAVEL.COM - Menyambangi suatu daerah nggak akan lengkap bila tak sekalian mengetahui dan mengamati adat istiadat, budaya, hingga kebiasaan warga lokal.
Apalagi saat kamu memutuskan liburan ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Ada banyak hal menarik yang akan kamu lihat dan rasakan sendiri saat berada di Bumi Sejuta Sapi ini.
Yang tentunya, akan semakin membuatmu jatuh hati dan enggan pulang atas apa yang kamu alami.
Jadi, kalau ke Lombok, jangan lupa untuk berbaur sejenak dengan warga lokal untuk merasakan kehangatan dan keramahannya.
Inilah empat kebiasaan warga Lombok berdasarkan pengalaman TribunTravel.com, beberapa waktu lalu.
1. Gemar berhujan-hujan
Lazimnya, saat hujan turun, kita akan memilih untuk berdiam di rumah atau di dalam ruangan.
Atau, jika pun terpaksa keluar rumah, kita akan menggunakan jas hujan atau payung agar terhindar dari basah.
Namun, berbeda dengan apa yang dilakukan warga Lombok.
Saat TribunTravel.com melintas di jalanan di Mataram, terlihat banyak warga yang memilih keluar rumah.
Baik tua, muda, perempuan, lelaki, besar, maupun kecil justru keluar rumah dan berhujan-hujanan.
Bahkan mereka berumpul di satu tempat lantas menyusuri jalanan, tanpa membawa payung atau memakai jas hujan.
Saat kebiasaan ini ditanyakan pada warga setempat, ia bilang, saking jarangnya turun hujan, sehingga warga setempat senang menyambut hujan.
"Bahkan yang tua seperti saya pun senang kalau hujan turun dan pilih hujan-hujanan," katanya.
2. Gemar menyapa dalam Bahasa Inggris
Ramah adalah ciri khas orang Indonesia, terlebih warga Lombok.
Bila kamu tersesat atau membutuhkan informasi, jangan sungkan untuk bertanya, niscaya mereka akan menunjukkanmu jalan yang benar.
Warga setempat juga gemar tersenyum dan menyapa, terlebih pada turis.
Uniknya, mereka akan menyapamu dalam bahasa Inggris.
Pengalaman unik inilah yang dialami TribunTravel.com saat melintas di Jalan Raya Sembalun Lawang, Lombok Timur.
Saat itu, TribunTravel.com berpapasan dengan tiga bocah yang tengah membawa rumput dan satu di antara mereka berseru, "Hai, morning... morning."
3. Gemar menyajikan kopi khas Lombok

Keramahan warga Lombok tak hanya berhenti pada sapaan, tapi juga gemar menyajikan kopi pada tetamu yang datang.
Inilah yang dialami TribunTravel.com, saat datang ke sebuah desa di Kecamatan Sembalun serta desa di Jurang Jaler, Lombok Tengah.
Dua kali mendatangi rumah yang berbeda, dua kali pula disuguhi kopi khas Lombok sebagai teman ngobrol.
Kopi Lombok memang terkenal sedap, bercitarasa khas, dan bikin ketagihan, ditambah banyak warga yang memilih mengolahnya sendiri.
4. Tradisi Nyongkolan
Menyusuri jalanan di Lombok, kamu nggak akan menjumpai kemacetan.
Jalanan lancar jaya, sekali pun di Mataram.
Meski demikian, tetap saja ada potensi kemacetan di Lombok, yang tak lain adanya tradisi nyongkolan.
Nyongkolan merupakan tradisi mengarak pengantin pria menuju rumah sang pengantin wanita dan diiringi aneka tetabuhan alat musik tradisional dan kesenian khas suku Sasak.
Tujuannya agar para warga sekitar mengetahui, pasangan pengantin tersebut sudah menjadi sepasang suami istri yang sah.
Layaknya sebuah arak-arakan, maka pengantin akan diiringi tokoh agama, masyarakat, atau pemuka adat, beserta sanak saudara.
Tak hanya itu, warga setempat pun akan tumpah ruah, mengiringi dan menonton arak-arakan ini.