Laporan Wartawan TribunTravel.com, Arif Setyabudi
TRIBUNTRAVEL.COM - Awal abad 20 didominasi dengan kemajuan teknologi terutama bidang kesehatan.
Satu penemuan paling sukses di era ini adalah paru-paru besi.
Paru-paru besi membuat banyak korban penyakit pernafasan dapat bernafas kembali.
• 8 Keajaiban Alam Paling Mengagumkan di Dunia, Nomor 7 Benar-benar Bikin Takjub
• 5 Patung yang Sering Disentuh Turis di Tempat yang Nggak Tepat, Kok di Situ Sih?
Penyakit sepertu polio dulunya dirawat dengan paru-paru besi.
Di Amerika Serikat, polio berhasil dimusnahkan pada tahun 1955 saat ilmuwan menemukan vaksin.
Sebelumnya, penyakit itu menjadi wabah mematikan pada tahun 1940an dan 50an.
Anak-anak sangat rentan terhadap penyakit ini.
Sebagian besar orang yang memerlukan perawatan pernafasan menggunakan paru-paru besi adalah anak-anak.
Namun, sangat sedikit dari anak-anak ini yang terus menggunakan perangkat ini ke dalam kehidupan dewasa mereka.
Paul Alexander dari Dallas, Texas, Amerika Serikat menjadi pengecualian dalam kasus ini.
• 8 Gaya Rambut yang Gambarkan Kepribadian dan Karakter Pria, Nomor 5 Idaman Banget
Paul Alexander mengalami kerusakan pernafasan permanen saat berusia enam tahun.
Ketergantungan Paul Alexander terhadap paru-paru besi bukannya tanpa masalah.
Perangkat ini tidak diproduksi lagi sejak tahun 1960an.
• Pilot Ini Ungkap Sensasi Terbangkan Pesawat Terbesar di Dunia, Ternyata. . .
Ia baru mengajukan permohonan pada tahun 2015 setelah paru-parunya mulai tidak berfungsi.
Untungnya, permohonan Paul dijawab oleh seorang mekanik bernama Brady Richards.
Ia menawarkan bantuan untuk membantu Paul mendapatkan kembali paru-paru besinya dalam kondisi prima.
"Saya mencari bertahun-tahun untuk menemukan seseorang yang tahu bagaimana cara mengerjakan paru-paru besi," Paul
Hanya ada 10 orang yang tersisa di dunia yang masih menggunakan paru-paru besi, dan mereka harus bergantung pada suku cadang yang mahal dan sulit didapat.
"Brady Richards, ini adalah keajaiban yang saya temukan." tambah Paul.
Paru-paru besi sudah sangat tua sehingga ketika Brady membawanya ke bengkelnya untuk diperbaiki, stafnya yang muda tidak tahu apa itu.
"Ketika kami pertama kali membawa tabung itu ke toko, salah satu karyawan saya yang muda bertanya kepada saya apa yang saya lakukan dengan panggangan perokok ini," Brady.
Tragisnya, bukan hanya paru-paru Paul yang dilanda polio.
Ia juga lumpuh dari leher ke bawah.
Paul Alexander ternyata pernah menjadi pengacara.
Saat ini ia dalam proses penulisan buku.
Bahkan, Paul Alexander menulis dengan pena dimulutnya.
Paru-paru besi sudah jadi bagian dari hidup Paul Alexander.
Ia menceritakan saat kuliah di Universitas Texas, ia juga membawa paru-paru besinya di asrama.
Paul sekarang menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam paru-paru besi.
Selama 60 tahun, Paul Alexander hidup dengan paru-paru besi ini.
Jadi tak selama 60 tahun ia berada di dalam alat ini.
Alat ini hanya membantunya untuk bernafas.