Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler yang sering bepergian dengan pesawat terbang, pasti sudah akrab banget dengan yang namanya bandara.
Nah, di bandara manapun, ada satu hal yang sama yang selalu bisa ditemui lho.
Yakni adanya karpet yang bisa ditemukan di sebagian besar bandara di dunia ini.
Seperti yang umum diketahui, karpet sering ditemukan di dalam rumah pribadi dan berfungsi sebagai penutup lantai.
Serta memberi warna dan dekorasi tersendiri bagi sebuah ruangan.
Bahkan, bahan karpet yang empuk dan lembut dapat menimbulkan kenyamanan dan membuat suasana rumah semakin akrab.
Lalu, perihal kenapa bandara juga dipasangi karpet tenyata memiliki alasan tersendiri, lho.
Dilansir TribunTravel.com dari laman Travel and Leisure, terminal bandara dirancang dengan lantai yang keras untuk menjaga para penumpang dan koper beroda mereka dapat bergerak cepat.
Selain itu, lantai yang keras dapat memberikan kemudahan bagi para staf bandara untuk menjaga terminal tetap bersih.
Namun, ternyata memberi karpet pada lantai bandara merupakan satu di antara berbagai cara bagi para perancang bandara untuk memengaruhi mood dan perilaku para penumpang.
Sebagaimana dijelaskan di laman MentalFloss, banyak bandar udara yang area gate/pintu/gerbang yang berkarpet.
Satu di antara elemen ruangan yang sederhana ini membantu menjaga para calon penumpang merasa lebih rileks sebelum lepas landas.
Pasalnya, karpet dapat memberikan "perasaan lembut dan nyaman, seperti yang mungkin ditemukan di ruang tamu rumah sendiri."
Karpet yang berpadu dengan langit-langit yang lebih rendah, pencahayaan yang lebih alami, serta tempat duduk yang nyaman juga dapat meningkatkan relaksasi.
Hal ini tentunya sangat bermanfaat bagi para traveler yang sangat mungkin mengalami stres sebelum penerbangan, menurut Fast Company.
Lalu, mengapa mengurangi stres para penumpang itu penting?
Ternyata ada manfaat dari penumpang yang merasa rileks sehingga pasti akan menguntungkan bagi pihak bandara.
Traveler yang merasa bahagia dan santai cenderung akan menghabiskan sekitar 7 persen lebih banyak uang untuk ritel di sekitar bandara.
Sementara 10 persen lebih banyak di toko Duty-Free atau gerai bebas pajak, menurut perusahaan riset pasar bandar udara DKMA.
Bahkan manfaat dari penggunaan karpet ini melampaui bentuk desain interior bandara, lho.
Seperti disebutkan Mental Floss, banyak bandara juga mengadopsi metode yang lebih tidak ortodoks untuk menyediakan ketenangan bagi para penumpang sebelum terbang.
Seperti menambahkan spa, ruang yoga, bahkan membawa anjing terapi ke terminal penumpang.
Agar kegiatan shopping atau belanja tetap berjalan, bandara juga cenderung mempekerjakan lebih sedikit pegawai kios, menurut Skift.
Sebuah survei oleh NCR menemukan, 40 persen responden lebih memilih untuk menghindari interaksi dengan manusia saat berbelanja.
Maka hal ini berarti para penumpang lebih cenderung untuk melihat atau mampir ke gerai/kios tak berpegawai daripada toko yang penuh dengan pegawai saat berada di bandara.