Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Indonesia patut berbangga.
Bagaimana tidak, Putri Indonesia Lingkungan Hidup 2017, Kevin Liliana berhasil menyabet gelar Miss Internasional 2017.
Kontes kecantikan dunia ini diikuti 65 negara dari seluruh dunia.
Dalam kontes, Kevin menampilkan beberapa busana rancangan desainer Indonesia.
Satu yang cukup menarik perhatian publik adalah kostum "Mbok Jamu Gendong" buatan Annisa Banyuwangi yang dia kenakan dalam penilaian National Costume.
Kabaya berwarna ungu yang dihiasi bordir emas dan kain batik tampak cantik membalut tubuh Kevin.
Tak lupa dia menggendong bakul yang terbuat dari anyaman bambu yang berisi beberapa botol jamu dan meneteng ember kecil.
Sebagai penutup kepala, Kevin menggunakan caping bambu dengan hiasan ungu di sekelilingnya.
Meski dalam sesi ini dia belum meraih juara, namun kostum yang digunakan langsung menjadi trending dunia.
Seperti yang kita tahu penjual jamu gendong di Indonesia sudah semakin langka, terutama di kota besar.
Padahal jamu gendong sudah ada sejak berabad-abad lamanya.
Keberadaannya memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia.
Jamu gendong merupakan obat tradisional yang terbuat dari rempah-rempah dan tanaman herbal seperti kunyit, lempuyang, jahe, kencur, daun asem, saun adas, dan masih banyak lagi.
Bahan tadi diracik sesuai dengan khasiatnya masing-masing.
Jamu gendong biasanya berbentuk cair dan tanpa pengawet apapun, jadi hanya bertahan satu hari saja.
Biasanya diletakkan di dalam botol yang dimasukkan ke wadah bambu.
Selanjutnya bambu dibawa menggunakan kain panjang yang diikat seperti menggendong bayi.
Cara ikat inilah yang kemudian menjadi cikal bakal jamu gendong.
Pelanggan yang hendak memesan jamu dapat memilih sesuai dengan keluhan.
Misalnya kunir asem untuk menghilangkan kembung, menyegarkan badan, sariawan, dan panas dalam.
Jamu sinom berguna untuk menyegarkan tubuh, menyuburkan kandungan, dan mendinginkan perut.
Sementara jamu cabe puyang yang berguna untuk meredakan pegal, kesemutan, linu, dan badan meriang.
Sejarah jamu sudah ada sejak masa pemerintahan kerajaan Mataram.
Saat itu kerajaan Mataram pecah menjadi keraton Ngayojokarto dan Surokarto.
Akibatnya penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak mampu sampai pelosok desa sebab transportasi belum maju seperti sekarang.
Pusat kesehatan kerajaan hanya ada di Ibukota kerajaan.
Alasan ini yang kemudian mendorong penduduk desa mengatasi masalah kesehatan sendiri dengan memanfaatkan apa yang ada di daerahnya.
Beberapa orang pintar mulai membuka praktik pengobatan menggunakan jamu.
Ramuan jamu biasanya terbuat dari tumbuhan herbal dan rempah-rempah.
Uniknya meski jamu saat itu dibuat berdasarkan wangsit atau wahyu, ternyata lebih berhasil ketimbang pengobatan kimia modern.
Hal ini juga diakui Dinas Kesehatan Republik Indonesia yang menemukan jika jamu aman dan berkhasiat mengobati penyakit pada tubuh.
Tak cuma mendapat pengakuan Dinas Kesehatan, bahkan UNESCO sebagai warisan kebudayaan asli karya dan karsa Indonesia.
Kini semakin banggakan dengan produk Indonesia?