Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Alkohol seperti bir, wine, dan sebagainya cukup disukai orang luar negari.
Alasannya untuk menghangatkan tubuh di kala musim dingin.
Di Indonesia, konsumsi minuman ini cukup kotroversial.
Ada yang memperbolehkannya, namun tak sedikit yang menolaknya.
Mereka yang menolak beranggapan jika alkohol dapat merusak tubuh dan pikiran seseorang.
Akibatnya mereka bisa melakukan hal yang buruk seperti pelecehan, kekerasan, dan sebagainya.
Dari sekian banyak minuman alkohol yang dilarang, ada satu yang justru disukai.
Tak cuma orang dewasa, bahkan sampai anak-anak.
Bir Pletok namanya.
Meski menggunakan naka bir, namun isinya sama sekali tak mengandung alkohol.
Dilansir TribunTravel.com dari laman Omucu.com, bir pletok berasal dari Betawi.

Minuman ini ditemukan saat penjajahan Belanda.
Saat itu bangsa Belanda membawa drum besar yang berisi alkohol dan mengadakan pesta besar sembari meminumnya.
Kegiatan ini tentu membuat para pemuda Betawi merasa cemburu.
Mereka mencoba mencicipinya.
Saat dicoba baru disadari jika air itu mengandung alkohol.

Minuman semacam ini tentu tak boleh dikonsumsi.
Apalagi Mayoritas pemuda Betawi itu muslim.
Tak ingin kalah dengan Belanda, mereka mulai berpikir untuk menciptakan minuman tanpa mengandung alkohol.
Ide itu muncul sejak Belanda meremehkan kemampuan mereka karena dijajah,
Sejak saat itu mulailah mereka bereksperimen dengan melakukan fermentasi dan ekstraksi buah-buahan.

Sayang cara itu tak bekerja.
Akhirnya mereka mencoba menggunakan rempah-rempah sebagai bahan utama.
Kombinasi jahe dan serai sebagai bahan utama bir pletok menjadi jawabannya.
Mereka juga menambahkan pandan untuk membuat bau minuman menjadi lebih menggoda.
Ada dua pilihan minuman yang bisa dicoba, yakni panas dan dingin.
Meski demikian beberapa orang lebih suka bir dengan rasa yang dingin.
Uniknya warna merah pada bir berasal dari ekstraksi secang.
Pada masa modern, minuman ini memiliki variasi rasa dengan bahan tambahan seperti cengkeh, pala, kayu manis, dan kapulaga.
Setelah berhasil membuat minuman, mereka kemudian menamainya dengan bir pletok.
Nama pletok berasal dari bunyi bir ketika dituangkan dalam gelas.
Sementara itu untuk rasa, dijamin lebih menggoda dibanding bir pada umumnya.
Sebab rasa yang dihadirkan bukan pahit atau masam, melainkan manis dan hangat di usus.
Selain itu, tidak ada sensasi soda yang mengigit lidah.
Banyak yang percaya jika bir pletok baik bagi kesehatan karena mengandung banyak rempah-rempah.
Bagi kamu yang ingin mencoba bir pletok dapat dengan mudah menemukannya di toko Betawi.