Laporan Wartawan TribunTravel.com, Apriani Alva
TRIBUNTRAVEL.COM - Hampir semua orang menyukai kartun.
• Jenis Kelamin hingga Warna Bulu, Ini 12 Fakta Kartun Tweety Bird yang Bikin Shock
Dari anak-anak hingga dewasa, semua menikmati saat diajak melihat film animasi kartun.
Tingkah karakter yang konyol dengan prilaku gila daan wajah yang lugu membuat banyak orang tertawa saat melihat perilakunya.
Sayangnya yak semua kartun bisa memberikan hiburan sekaligus contoh yang prilaku yang baik.
Menggali lebih dalam, beberapa karakter kartun ternyata diciptakan dengan gangguan psikologi atau psychological disorders.
• 6 Karakter Tokoh Kartun Ini Ternyata Ada di Dunia Nyata, Nomor 5 Paling Mengejutkan
Beriku TribunTravel.com merangkum 10 kartun yang memiliki masalah gangguan psikologi yang dilansir dari laman wonderslist.com.
Selengkapnya, yuk simak ulasan berikut.
1. Calvin (skizofrenia)

Calvin merupkan tokoh kartun yang berusia enam tahun dari serial komik terkenal berjudul Calvin dan Hobbes.
Hobbes adalah adalah boneka harimau yang selalu membantu Calvin melawan musuh.
Kartun ini menyuguhkan ilmu pengetahuan yang dikemas secara ringan dengan renungan filosofi kehidupan.
Sekilas Calvin terlihat sebagai seorang anak dengan teman khalayanya.
Namun ada sebuah kemungkinan Calvin menderita skizofrenia.
Gangguan psikologis ini mengakibatkan ia mengalami halusinasi terus menerus mengenai petualangan besar bersama harimaunya.
2. Batman atau Bruce Wayne

Siapa sih yang tak kenal Batman?
Tokoh kartun ini ada di serial buku komik eponymous, DC Comics.
Bruce Wayne bersembunyi dibalik topeng Batman membuatnya diangap memiliki kepribadian ganda.
Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan Personality Disorder skizoid atau bahkan Schizotypal Personality Disorder.
Dia dikenal memiliki ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan jarak panjang.
Kemungkinan karakter ini juga menderita Post-Traumatic Stress Disorder.
Trauma tersebut muncul setelah menyaksikan kematian orang tuanya dan mungkin itu membuatnya depresi.
Dengan identisas asli yang disembunyikan, Batman memilih menjalani hidup penuh resiko sekaligus menunjukkan anti-sosial.
3. Ariel

The Little Mermaid, Ariel adalah kartun putri Disney yang paling menawan.
Ia diceritakan memiliki cinta abadi dengan impian besar.
Namun melihat plot-nya yang rumit membuat kartun ini menemukan banyak hal yang dipertanyakan.
Lihatlah isi guanya yang dilengkapi dengan berbagai barang dan ia tak bisa berpisah dengan semua item tersebut.
Meskipun barang-barang tersebut tak memiliki manfaat.
Hal ini membuktikan bahwa karakter Ariel mengalami Disposophobia, sebuah gangguan psikologis yang berhubungan dengan akuisisi berlebihan terhadap harta.
4. Minions

Banyak yang menyukai karakter si kuning Minion yang mengemaskan pada film Despicable Me.
Sebagai hewan peliharaan, karakter Minion memiliki sikap yang koncol dan lucu.
Mereka mudah sekali merasa terganggu dan mata mereka selalu terlihat berkilat saat melihat sesuatu yang menarik bagi meraka.
Tak hanya itu Minion juga sangat tertarik dengan semua hal yang membuat mereka bersenang-senang.
Mereka sangat suka sekali bermain-main dan tak memiliki kontrol diri.
Semua itu menunjukkan seolah mereka memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
ADHD adalah gangguan jangka panjang yang menyerang jutaan anak dengan gejala-gejala yang dapat berlangsung hingga dewasa.
Gangguan ini lebih sering dikenal dengan sebutan hiperaktif.
5. Dora Marquez

Dora adalah karakter kartun yang berusia tujuh tahun.
Karakter yang suka berpetualang ini dikenal melalui serial yang banyak ditangkan di berbagai negara dengan judul Dora The Explorer.
Sebagai anak kecil, karakter ini terlalu mengambul beresiko dalam melakukan perjalanan diusianya yang masih belia.
Ia memiliki kecenderungan untuk membayangkan teman-temannya dan berhalusinasi hampir pada setiap objek dengan wajah.
Dora dikira memiliki fugue disosiatif atau kelainan identitas disosiatif, suatu kondisi gangguan jiwa dimana penderita gangguan tersebut melupakan identitas aslinya.
Tak hanya itu, ia juga sering mendengar suara-suara dan berhalusinasi yang tak lain adalah bagian dari gangguan Paranoid Schizophrenia.