lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Kejadian darurat dapat terjadi di mana saja, termasuk dalam pesawat terbang.
Misalnya saat ada seorang penumpang yang sekarat atau tiba-tiba pingsan.
Jika saat itu traveler tengah berada di sampingnya, jangan lekas panik.
Panik justru dapat membuat kondisi korban semakin parah.
Dilansir TribunTravel.com dari laman articlesofhealthcare.com, traveler dapat langsung memanggil pramugari.
Pramugari atau awak kabin biasanya sudah dilatih dengan baik untuk menangani kejadian ini.
Mereka biasanya memiliki keterampilan medis darurat seperti memberikan nafas buatan atau CPR, dan tindakan lain yang diperlukan.
Selain itu mereka juga memiliki peralatan portabel untuk memberikan diagnosis aritmia jantung sehingga dapat segera membantu penumpang dengan kondisi kritis.
Tidak hanya itu, pilot umumnya memiliki akses ke dokter sehingga mereka dapat meminta saran tindakan apa yang harus diberikan kepada penumpang.
Di pesawat, ada kotak medis yang berisi obat-obatan darurat yang dapat digunakan.
Jika situasi mendesak, pilot dapat mendaratkan pesawat ke bandara terdekat, untuk menyelamatkan nyawa penumpang ke rumah sakit.
Kebijakan tersebut merupakan standar yang berlaku untuk hampir semua penerbangan internasional.
Awak kabin harus terus berusaha untuk memberikan pernafasan buatan dan hanya berhenti saat seorang dokter berlisensi memeriksa dan menyatakan penumpang meninggal.
Jadi bagaimana jika penumpang meninggal?
Biasanya, awak kabin akan menempatkannya di kursi sembari ditutupi dengan selimut.
Dalam beberapa penerbangan, ada juga tempat terpisah di pesawat yakni dapur yang dapat digunakan untuk menempatkan tubuh.
Pesawat biasanya menyediakan 'kotak kematian' yang telah dilengkapi dengan kantong mayat, serta label.
Jadi bila ada kejadian buruk yang menimpa penumpang mereka sudah siap dengan segala kemungkinan.
