Laporan Wartawan TribunTravel.com, Tertia Lusiana
TRIBUNTRAVEL.COM, TAIWAN - Jika ditanya tentang Taiwan, pasti lokasi pertama yang tercuat dipikiran kita adalah Taipei.
Taipei merupakan satu daerah metropolitan di Taiwan yang juga merupakan kota terbesar di sana.
Padahal jika traveler tau, ada lebih banyak lokasi menarik lainnya yang patut untuk dikenal.
Meski, mungkin tak seramai dan sepadat Taipei.
Satu di antaranya adalah agrowisata atau wisata perkebunan dan peternakan di Taiwan.
Memenuhi undangan dari organisasi nirlaba Taiwan Leisure Farm Development Association (TLFDA), TribunTravel.com berkesempatan melihat langsung beberapa lokasi agrowisata yang tengah berkembang di Taiwan.
Tak sendiri, dari Jakarta ada 12 media Indonesia yang juga turut serta menghadiri undangan tersebut.
Kami pun diajak untuk mengenal lebih dekat dengan agrowisata Taiwan yang juga tengah gencar mempromosikan wisata halalnya.
Bersama dengan Calem Ngan, pemandu wisata dan juga Marketing Secretary TLFDA kami diajak ke lokasi pertama yaitu Musinchuan Leisure Farm atau Spring Mountain, Kamis (21/09/2017).

Dari hotel bandara kami harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam dengan bus untuk menuju Musinchuan Leisure Farm yang terletak di Taiwan Utara.
Perjalanan menuju Musinchuan Leisure Farm, terbilang cukup lancar dengan bonus pemandangan bersih dan lalu-lalang yang sangat lenggang.
Jalur menuju Musinchuan Leisure Farm atau Spring Mountain awalnya memang tampak biasa, tapi hampir sampai lokasi kita dilewatkan jalanan berkelok.
Sepintas jalanan ini mirip Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Bisa disebut KW supernya deh.

Namun suhu udara tak sedingin di Tawangmangu karena memang di Taiwan sedang musim panas.
Samping kanan dan kiri jalanan ini pun dipenuhi dengan beragam buah-buahan yang cukup menggoda.
Ada yang mirip jeruk, kelengkeng, jambu dan lain sebagainya.
Musinchuan Leisure Farm terletak di desa Jhunghe Village dengan ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut.
Sampai di lokasi, tim media trip Indonesia sudah disambut dengan pemandangan hijau.

Sayang seribu kali sayang, kali ini TribunTravel.com tidak bisa melihat keindahan bunga ikonik yang jadi daya tarik wisata ini.
"Waktu terbaik mengunjungi Musinchuan Leisure Farm sebenarnya bulan Juni dan Juli," kata Calem yang sering disapa Kok Lim.
Menurutnya, pada bulan Juni dan Juli di Musinchuan Leisure Farm akan tumbuh bunga lili nan cantik berwarna kuning.
Sedangkan pada bulan 2 traveler bisa menyaksikkan indahnya bunga sakura bermekaran.
Jika sedang musim, buah pomelo mirip jeruk Bali pun juga ada.
Musinchuan Leisure Farm juga cocok buat kamu si foto hunter.
Spot instagramable dengan mudah kamu dapatkan di sini.

Mengobati rasa kecewa tak bisa melihat keindahan bunga lili, media trip TLFDA akhirnya dipuaskan dengan beragam hidangan makan siang.
Tentunya sangat lezat dan sudah berlabel halal di Mushincuan.
Menu yang dihidangkan saat itu ada Kimchi Hotpot, Mushroom Hotpot, Pumkin hotpot, Lemon Chicken, Milk hotpot, dan Blackpaper Beef.

Semua set makanan ini sudah include dengan nasi, minum, dan dessert.
Ada 3 jenis dessert yang saat itu di sajikan.
Yakni red been dan honney waffles, sub bunga lili dan manisan olive.

Harga makanan yang ditawarkan mulai 360-420 TWD (New Taiwan Dollar) yang setara dengan Rp 158 ribu-Rp 185 ribu.

Lantas apakah masuk di lokasi ini tidak berbayar?
Sama halnya mengunjungi lokasi wisata, masuk ke Mushincuan Farm Leisure traveler harus menyiapkan uang 100 TWD atau Rp 45 ribu.
Itu sudah include dengan miniral water dan makanan ringan.
Sesaat meninggalkan lokasi ini TribunTravel.com dibuat terkejut dengan suara aneh yang muncul dari belakang kolam.

Sepintas mirip suara dari HT (hendy talkie).
"itu suara katak, ada katak di dalam kolam itu," terang Kok Lim menjawab rasa penasaran kami.
Cukup aneh, karena katak di Indonesia tak memiliki suara pendek dengan sedikit berisik serak-serak mirip ssuara dari HT.
"Katak di sini pakek bahasa Taiwan, makanya bunyinya gitu," sahut Ramon, salah satu rombongan jurnalis dari Indonesia yang membuat kami ketawa cekikikan.