Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa yang tak kenal Alexander Graham Bell?
Kebanyakan dari kita menyebutnya sebagai penemu telepon pada 1876.
Kenyataannya, Bell jauh lebih hebat dari itu.
Dia bukan orang yang hanya berkutat pada kabel dan suara, melainkan seorang futuris dan ahli filsuf di masa depan.
Terlepas dari kemampuannya menciptakan sesuatu yang mengubah cara manusai berkomunikasi, Bell terkenal karena membuat prediksi masa depan.
Prediksinya itu terus dia sebutkan baik dalam pertemuan pribadi dengan teman dan keluarga maupun pertemuan formal.
Dilansir TribunTravel.com dari laman outdoorrevival.com, saat itu Bell tak membicarakan mengenai penemuannya.
Melainkan isu perubahan iklim dunia.
Isu ini masa masa 1800an tentu dianggap aneh dan tak masuk akal.
Namum Bell sudah mampu memprediksi jika apa yang dilakukan manusia saat ini akan memberikan dampak negatif bagi iklim.
Saat itu Bell mengeluarkan pendapat mengenai udara yang tercemar.
Pada teman dan koleganya dia mengataakan, jika udara berubah menjadi kotor, maka berpotensi menghalangi sinar matahari yang masuk ke bumi.
Dan jika sampai terjadi terus menerus akan berdampak bagi iklim bumi dan secara drastis akan mengubah suhu planet dari waktu ke waktu.
Dia juga menyebut, meski kehilangan beberapa panas matahari, namun atmosfer memiliki kemampuan untuk mempertahankan atmosfer di bumi.
Masalahnya kini adalah udara tercemar yang ada di dalam bumi yang menyebabkan semacam efek rumah kaca.
Bahkan pada Maret 1915, Bell memberikan pidato menarik di McKinley Manual Training School, Washington, dimana dia berani merenung tentang masa depan bahan bakar fosil.
Dia menekankan pentingnya biofuel dan energi terbarukan.
Dalam sambutannya, Bell menekankan jika industri minyak dan batubara, tidak akan bertahan selamanya.
Sebab kedua komoditas itu terbatas di alam.
Bell meramalkan, peningkatan luar biasa dari permintaan dua sumber bakar ini di masa depan akan menciptakan kehancuran.
Dia menekankan kepada Pemerintah dunia saat itu untuk mempertimbangkan mempersiapkan metode alternatif atau semacam mekanisme untuk menyelamatkan manusia.
Tak cuma berdiri di podium dan memberikan pidato, Bell berusaha memikirkan tindakan kedepan yang bisa dilakukan untuk melakukan perubahan.
Cicit Graham Bell menyebut jika pada 1914, pria itu telah membuat sketsa panel surya yang dirancang untuk memanfaatkan energi matahari.
Sayang pidato dan juga tindakan Bell tak mendapatkan respon yang baik dari dunia.
Mereka justru beranggapan jika pemikiran Bell gila dan tak masuk akal.
Saat itu pemimpin dunia lebih memilikirkan mengenai kekuasaan dan investasi properti.