Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizky Tyas
TRIBUNTRAVEL.COM - Travelers, apa hal pertama yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata 'penyihir'?
Pasti sosok jahat berwajah menyeramkan yang menguasai banyak mantra dan ilmu-ilmu di luar batas kemampuan manusia.
Penyihir mungkin hanya bisa kamu temukan di negeri dongeng.
Namun, bagaimana jadinya jika ada kota penyihir di dunia nyata?
[2].jpg?imgmax=800)
Ialah Triora,sebuah kota di Italia yang berada di atas bukit kuno di wilayah Liguria, dekat dengan perbatasan perancis.
Banyak arsitektur di Triora yang membawa kita kembali ke abad 12.
Pemandangan di Triora membuat kita seolah-olah berada di wilayah para penyihir.
Dirangkum TribunTravel dari laman Amusingplanet.com, sampai hari ini kota ini masih memiliki hubungan kuat dengan penyihir.
[2].jpg?imgmax=800)
Beberapa warga asli yang menjadi penyihir juga masih terlihat di kota ini.
Di balik keindahannya, Triora menyimpan sejarah mengerikan dari abad pertengahan.
Sekitar tahun 1587, selama setahun kota ini dilanda cuaca buruk dan banyak tanaman tidak bisa tumbuh.
[2].jpg?imgmax=800)
Warga menuduh ada penyihir yang bersekongkol untuk merusak Triora.
Mereka menunjuk sekelompok wanita dan mengklaim bahwa mereka adalah penyihir.
Para wanita itu dituduh memberikan bayi pada setan di sebuah tempat bernama 'La Cabotina'.
[2].jpg?imgmax=800)
Pemerintah setempat akhirnya memanggil bantuan kepada seorang imam bernama Girolamo del Pazzo untuk membuktikan omongan warga.
Di sinilah pengadilan untuk nenek sihir dimulai.
Sekitar 20 wanita yang diduga berlatih ilmu sihir ditangkap dan dipaksa untuk mengaku.
[2].jpg?imgmax=800)
Antara tahun 1587 dan 1589, penyihir dari Triora ini diadili, disiksa, dan dibakar hidup-hidup.
Namun, pemburuan penyihir tidak berhenti sampai di situ.
Orang terus mencari penyihir yang masih ada untuk dilenyapkan bahkan sampai ke pinggiran Triora.
[2].jpg?imgmax=800)
Setelah berlangsung beberapa tahun, akhirnya Vatikan memutuskan ikut campur tangan untuk menyelesaikan kegilaan ini dan para tahanan yang tersisa pun dibebaskan.
Penduduk Triora tampaknya tak mau melupakan sejarah kelam itu.
Selain membuat museum, mereka juga mengabadikan patung, toko alat sihir, rumah penyihir, dan berbagai peninggalan lain yang mengisi seluruh kota.