lihat foto
Laporan TribunTravel.com, Rizky Tyas
TRIBUNTRAVEL.COM - Sekitar 71% dari permukaan bumi ditutupi oleh air, di mana bagian paling besar berupa laut.
Bahkan, sejitar 50-85% oksigen dunia berasal dari lautan karena fitoplankton.
Laut juga memiliki peran penting dalam menyerap jutaan ton karbon dioksida dan pendinginan atmosfer.
Namun, meningkatnya emisi gas rumah kaca telah mendatangkan malapetaka.
Satu di antara efek yang paling terlihat adalah ukuran tubuh ikan menyusut karena suhu permukaan laut meningkat.
Pengamatan yang dilakukan beberapa tahun terakhir menemukan spesies ikan yaitu herring dan haddock menunjukkan penyusutan ukuran yang cukup mencolok.
Peneliti lebih lanjut menjelaskan, perubahan iklim dan peningkatan suhu-lah penyebabnya.
Dirangkum TribunTravel dari laman Unbelieveable Fact,
Menurut penelitian yang dipublikasikan tahun 2013 oleh William Cheung dari University of British Columbia, ukuran sekitar 600 spesies ikan di laut dapat semakin menyusut 14 hingga 24 persen pada tahun 2050 karena perubahan iklam.
Cheung dan Daniel Pauly, seorang profesor di bidang Kelautan dan Perikanan, menerbitkan sebuah studi baru dalam jurnal 'Global Change Biology' yang menjelaskan tentang “Gill-Oxygen Limitation Theory.”
Ternyata, situasi saat ini jauh lebih buruk dari apa yang diungkapkan dalam penelitian mereka sebelumnya.
Sebelum tahun 2050, ukuran ikan menyusut sangat drastis.
Peningkatan suhu membuat ikan harus menghirup lebih banyak oksigen untuk meningkatkan metabolisme mereka.
Namun, oksigen yang dapat mereka serap terbatas pada ukuran insang.
Artinya, asupan oksigen mereka tidak akan cukup untuk mendukung metabo
Faktor lain yang mempengaruhi kadar oksigen dalam air adalah produktivitas fitoplankton.
Organisme ini menarik lebih dari 100 juta ton karbon dioksida setiap hari, yang membantu mengurangi suhu dan menghasilkan oksigen di tanah dan kehidupan air.
