Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiarasari
TRIBUNTRAVEL.COM - Pernikahan pasangan artis Hamish Daud dan Raisa Andriana tinggal menghitung hari.
Dilansir TribunTravel.com dari laman TribunStyle.com, keduanya akan menikah pada di Hotel Mid Plaza, Sudirman, Jakarta, Minggu (3/9/2017).
Nah, Selasa (29/8/2017) kemarin, penyanyi Raisa menggelar acara pengajian dan siraman di kediamannya, tanpa kehadiran awak media.
Namun, foto-foto prosesi siraman dan pengajiannya pun beredar di media sosial Instagram.
Sejumlah foto tersebut dirilis oleh Bridestory yang kerap mengabadikan rangkaian pernikahan para selebritas.
Foto kedua helatan sakral tersebut abadikan dengan apik oleh David Salim Photography.
Rupanya, usai menggelar pengajian dan siraman, pasangan ini menggelar tradisi Ngeuyeuk Seureuh yang merupakan satu prosesi dalam pernikahan adat Sunda.
Tentu bukan tanpa alasan kenapa Raisa menggelar tradisi ini.
Dilansir dari akun Instagram @thebridestory, hal ini dilakukannya sebagai bentuk penghormatannya pada tradisi Sunda.
Dari situ terlihat dalam menjalankan tahapan dalam prosesi pernikahan, Raisa ternyata masih menggunakan ritual tradisi khas Sunda.
Ngeuyeuk Seureuh merupakan satu tradisi yang digelar dalam acara pernikahan khas Sunda.
Lalu, apa sih sebenarnya ritual Ngeuyeuk Seureuh itu?
Ngeuyeuk Seureuh biasa diselenggarakan sehari sebelum akad nikah.
Namun, bisa juga dilaksanakan pada sore atau malam hari setelah akad.
Tradisi ini digelar di kediaman orang tua mempelai wanita.
Layaknya ritual pada umumnya, Ngeuyeuk Seureuh dipimpin oleh wanita usia tua yang disebut pangeuyeuk dan didampingi oleh seorang lelaki yang juga sudah berumur.
Lelaki tersebut bertugas membakar kemenyan pada saat upacara berlangsung dan membaca doa setelah upacara selesai.
Satu di antara tahap dalam prosesi pernikahan Raisa dan Hamish ini adalah kedua mempelai menggulung sarung bersama-sama.
Hal ini bermakna, setiap pasangan harus bekerja bersama-sama, dan tidak hanya satu pihak saja yang berusaha untuk menjaga keutuhan rumah tangga.
Menurut asal katanya, 'ngeuyeuk' berasal dari kata 'ngaheuyeuk', yang berarti 'mengolah'.
Sementara kata 'seureuh' berarti 'sirih', jadi jika digabungkan artinya adalah 'mengolah sirih' atau 'meramu sirih'.
Nah, ternyata ada hal unik juga lho dari tradisi ini.
Dilansir TribunTravel.com dari laman Wikipedia, Ngeuyeuk Seureuh tidak bisa dihadiri sembarang orang.
Yang boleh menghadiri tradisi ini adalah kedua orang tua calon pengantin, keluarga terdekat yang sudah berkeluarga atau dewasa, serta orang yang sudah berumur dan dianggap perlu.
Sementara itu, golongan yang tidak boleh menghadiri tradisi ini adalah anak gadis, anak laki-laki yang belum akil balig.
Juga wanita yang telah berumur dan belum pernah menikah, anak perempuan yang belum pernah menstruasi (dalam bahasa Sunda, disebut wanita balangantrang), serta wanita atau pria yang sering menikah.