TRIBUNTRAVEL.COM - Hana tanpa rasa takut langsung mencebur ke kolam penangkaran ikan Hiu di Pulau Menjangan Besar, Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah.
Ia bersama wisatawan lain dari Kota Semarang berenang ke tangah kolam untuk mendekati spesies yang dikenal ganas tersebut.
Bisa berfoto di tengah kerumunan Hiu adalah momentum langka bagi mereka yang akan berkesan.
Puluhan Hiu berukuran berkisar 75 cm hingga 1 meter itu justru meliuk-liuk menjauhi wisatawan saat didekati.
Seorang penjaga kolam memancing ikan Hiu itu dengan umpan potongan daging ikan agar Hiu itu mengumpul dan mengerumuni wisatawan.
Saat Hiu berebut makan di dekat wisatawan, satu di antara mereka yang berada di atas kolam langsung mengarahkan kamera untuk mengabadikan pemandangan langka itu.
Sejumlah wisatawan memasang mimik beragam saat kawanan Hiu mengelilingi mereka.
Ada yang berteriak hingga tertawa girang, ada juga yang berwajah tegang seperti ketakutan.
Penangkaran ikanh Hiu jadi satu di antara destinasi unggulan di taman nasional Karimunjawa.
Terdapat sekitar 65 ikan Hiu yang dibudidayakan di beberapa kolam mini di tepi laut itu.
"Penangkaran Hiu di sini sudah ada sejak 30 tahunan lalu. Dulunya hanya untuk hobi, namun belakangan semenjak Karimunjawa ramai dikembangkan jadi wisata," kata Totok Sugiarto, perawat ikan Hiu di penangkaran ikan Hiu pulau Menjangan Besar.
Terdapat dua jenis ikan Hiu di penangkaran itu, yakni ikan Hiu putih dan Hiu hitam.
Meski dikenal predator mematikan, Totok mengklaim, jenis Hiu karang yang dibudidayakan di kolam penangkaran seukuran sekitar 8 x 8 meter itu jinak dan tidak berbahaya.
Ikan-ikan Hiu tersebut berasal dari pengembangbiakan indukan di penangkaran.
Sebagian di antaranya didapat dari nelayan karena tak sengaja Hiu itu tersangkut di jaring mereka.
Menurut Totok, perkembangbiakan Hiu terbilang lamban. Siklus reproduksi ikan Hiu rata-rata antara 1 hingga 2 tahun.
Anak Hiu yang dilahirkan dari indukan pun tak banyak, rata-rata dua ekor setiap kali melahirkan.
Pengunjung juga bisa menemukan aneka Bintang Laut yang masih hidup di tempat tersebut.
Wisatawan bahkan dapat berswafoto sambil memegang satwa laut itu yang dipandu pawang.
Satwa lain yang cukup menyedot perhatian wisatawan di tempat itu adalah ikan Buntal.
Uniknya, ikan itu punya kelebihan mengembungkan badan hingga bulat besar menyerupai balon sebelum perlahan mengempis kembali.
Untuk bisa menikmati wisata ini, setiap pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp 40 ribu.
Wisatawan dapat mencapai pulau ini dengan memakai jasa perahu penyeberangan dengan start dermaga Karimunjawa, sekitar 15 menit waktu tempuh perjalanan perahu.
Sayangnya, meningkatnya jumlah pengunjung di penangkaran belum diimbangi dengan perhatian keselamatan terhadap wisatawan.
Wisatawan asal Solo Jawa Tengah, Djunanto menilai, penangkaran Hiu di Karimunjawa berpotensi jadi destinasi favorit untuk melengkapi objek wisata lain di taman nasional Karimunjawa.
Di sisi lain ia meyayangkan, garansi keselamatan bagi wisatawan yang terjun ke kolam untuk mendekati dan berswafoto dengan kerumunan Hiu kurang diperhatikan.
Tidak ada rambu peringatan bagi wisatawan demi keselamatan mereka saat berhadapan dengan Hiu.
Rambu itu semisal berisi larangan bagi wisatawan yang mengalami luka terbuka atau sedang datang bulan untuk tidak mencebur ke kolam penangkaran.
Pasalnya, bau amis atau tetesan darah wisatawan dapat mengundang ikan Hiu untuk mendekat sehingga membahayakan keselamatan mereka.
Pun tidak ada edukasi secara lisan dari pemandu di penangkaran yang menerangkan soal standar keselamatan itu.
"Safety itu penting bagi wisatawan. Apalagi turis asing, garansi keselamatan betul-betul diperhatikan oleh mereka," katanya.
Berita ini telah dimuat di Tribun Jateng dengan judul Melihat Penangkaran Hiu di Pulau Menjangan Taman Nasional Karimunjawa.