Laporan Wartawan TribunTravel.com, Wahyu Vitaarum
TRIBUNTRAVEL.COM - Masih belum bisa move on dari kemeriahan perayaan HUT ke-72 RI.
Berkat jasa para pahlawan, kini kamu bisa mencicipi kebeasan untuk menentukan hidup dan hak.
Saking berjasanya, kiprah para pahlawan hingga kini masih dikenang dan diwujudkan dalam nama jalan-jalan di berbagai daerah di Indonesia.
Eits, tapi tahu nggak sih, guys?
Saking tenarnya dan berjasanya para pahlawan, ternyata nama mereka terukir pada nama jalan di beberapa negara di dunia.
Hal tersebut akan kamu jumpai saat mengunjungi beberapa negara destinasin traveling berikut ini.
1. Ir Soekarno
Siapa yang tak kenal bapak Proklamator sekaligus Presiden Indonesia yang pertama?
Kharisma Ir Soekarno terpancar hingga ke negeri tetangga.
Bahkan diabadikan sebagai nama jalan di Rabat, Mesir, dan Maroko.
Ada yang membuat berbeda, di Mesir, nama Jalan Soekarno di tambahkan kata Ahmed, yaitu Ahmed Soekarno St.
#2. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta sebagai wakil presiden pertama Indonesia juga diabadikan sebagai nama jalan.
Biasa disapa dengan Bung Hatta, nama tersebut menjadi nama jalan di daerah Harleem, Belanda.
Bukan tanpa alasan kenapa nama Bung Hatta diambil.
Ini sebagai bentuk penghormatan pada tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang pernah belajar di Belanda tersebut.
#3. Sutan Syahrir
Tokoh berpengaruh Indonesia lainnya, adalah Sutan Syahrir, yaitu Perdana Menteri Indonesia pertama.
Namanya abadi terpatri menjadi nama jalan di Harleem, Belanda.
4. R.A Kartini
Nama pahlawan wanita ini juga menjadi nama jalan di Amsterdam, Belanda dengan sebutan RA Kartinistraat.
#5. Munir Said Thalib
Nama Munir Said Thalib tentu tak asing di telinga kalian.
Pahlawan HAM (Hak Asasi Manusia) di Indonesia ini juga diabadikan sebagai nama jalan di Den Haag Belanda, sejak tanggal 14 April 2015.
#6. Irawan Soejono
Nama Irawan Soejono memang kurang akrab di telinga masyarakat Indonesia.
Ia adalah seorang mahasiswa Indonesia yang tergabung pasukan bawah tanah di Belanda.
Saat pecah Perang Dunia II, ia melawan Nazi Jerman setelah menyadari bahaya fasisme bagi perjuangan bangsa Indonesia.
Menurut Irawan kala itu, akan lebih mudah memerdekakan Indonesia dari kolonialisme Belanda ketimbang Nazi Jerman.
Selain jadi nama jalan di daerah Osdorp, Belanda, Pemerintah Kota Leiden, Belanda juga, menganugerahkan gelar pahlawan pada pemuda yang meninggal di usia 23 tahun itu.