Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiarasari
TRIBUNTRAVEL.COM - Jepang merupakan satu negara favorit tujuan wisata bagi traveler dari seluruh dunia.
Terlepas dari segala kemajuan teknologi yang dicapainya, Negeri Matahari Terbit ini juga masih memegang teguh adat dan budayanya, lho.
Sebagai traveler yang bijak, tentunya kamu harus memperhatikan beberapa aturan yang berlaku di sini.
Dilansir dari laman Elite Readers, inilah tujuh hal yang tidak boleh kamu lakukan saat berada di Jepang.
1. Buang sampah sembarangan

Jepang merupakan satu di antara negara terbersih di dunia.
Orang-orangnya pun terkenal dengan kebersihannya.
Sehingga tidak heran jika buang sampah merupakan isu besar di negara ini.
Segalanya telah dikategorikan dan dipilah-pilah dengan teliti.
Seperti kategori sampah yang dapat didaur ulang, dapat dibakar, dan tidak dapat dibakar.
Kemudian kategori ini dibagi lagi menjadi lebih spesifik, tergantung lokasi dan tata cara membuang sampah.
Tak heran jika di negara ini, kamu akan menemukan beragam tong sampah yang diberi ilustrasi tentang jenis sampah yang ditaruh di dalamnya.
2. Menggunakan telepon atau berbicara dengan keras di dalam kereta dan lift

Orang yang terlalu ribut di tempat publik seperti kereta atau lift membuat orang Jepang tidak nyaman.
Ketika naik kereta di Jepang, kamu pasti akan mendengar pengumuman yang meminta penumpang untuk mematikan ponsel atau mengesetnya ke mode 'Silent'.
Maka, jika ponsel seseorang berdering, maka orang itu akan cepat-cepat mematikannya atau merespon dengan pesan teks.
3. Berdiri di tengah-tengah eskalator

Ketika naik eskalator, kamu akan mendapati orang-orang berdiri di satu sisi.
Lantas membiarkan sisi lainnya terbuka untuk memberikan jalan bagi orang yang sedang terburu-buru.
Sisi kamu berdiri tergantung pada lokasimu.
Misalnya orang-orang di Kansai berdiri di sisi kanan, sedangkan orang Kanto berdiri di sisi kiri.
Ada rumor, saat World Expo digelar di Osaka pada 1970, orang-orang di Kansai berdiri di sisi kanan untuk menyesuaikan etika orang Barat.
Hal ini tetap berlangsung hingga sekarang.
Sementara di Kanto, orang berdiri di sisi kiri untuk menyesuaikan peraturan lalu lintas di mana mobil melintas di sisi kiri, dan orang berjalan di sisi kanan.
4. Membawa makanan dari luar ke dalam rumah makan
Jika rumah makan tidak mengizinkannya, maka jangan membawa makanan atau minuman dari luar.
Orang Jepang sangat memperhatikan kualitas makanan yang mereka buat dan kebersihan dapurnya.
Jika seorang pelanggan keracunan makanan yang dibawa di dalam restoran, maka hal ini masih akan menimbulkan masalah bagi warung makannya dan bisa terancam tutup.
5. Tidak mengenakan kimono dengan benar.

Kimono tidak boleh dipakai dengan cara sembarangan.
Orang Jepang sangat memperhatikan cara kamu mengenakan pakaian tradisional mereka.
Sisi kiri kimono harus berada di atas.
Satu-satunya yang mengenakan kimono dengan sisi kanan di atas adalah orang yang sudah meninggal.
Dan ingat, tangan kanan kamu harus bisa dengan mudah masuk ke dalam kimono; hal ini berarti kamu telah memakainya dengan benar.
6. Tatebashi: menempatkan sumpit dengan posisi berdiri di dalam mangkuk nasi

Praktik pemakaman umat Budha di Jepang melibatkan ritual memberi persembahan nasi kepada orang yang telah meninggal.
Dalam praktik tersebut, sumpitnya diletakkan dengan posisi berdiri dalam mangkuk.
Jadi kalau menaruh sumpit dengan posisi seperti itu, kamu dianggap tidak sopan.
Jika kamu perlu meletakkan sumpit saat makan, maka gunakan tempat sumpit atau letakkan ujung sumpit pada piring kecil.
7. Awasebashi: memindahkan makanan dari satu sumpit ke sumpit lainnya

Hal ini juga berkaitan dengan ritual pemakaman Jepang.
Anggota keluarga dari orang yang telah meninggal mengambili tulang-belulang dari abu jasad kremasi dan memberikannya ke satu sama lain dengan sumpit.
Maka melakukan awasebashi tidak hanya dianggap perilaku buruk, tapi juga membawa sial.
Jika kamu memang harus memindahkan makanan, jangan pakai sumpit.
Tapi taruh makanan itu di dalam piring terlebih dahulu, baru diberikan ke orang lain.